kievskiy.org

Tiongkok Setujui Uji Coba 2 Vaksin Corona (Covid-19) pada Manusia

ILUSTRASI vaksin.*
ILUSTRASI vaksin.* /Shutterstock via Antara

PIKIRAN RAKYAT – Tiongkok menyetujui tahap awal uji coba pada manusia dua vaksin ekperimental untuk melawan virus corona baru, yang menelan lebih dari 100.000 korban jiwa di seluruh dunia, menurut laporan Xinhua pada Selasa.

Vaksin tersebut dikembangkan oleh unit Sinovac Biotech yang terdaftar di Nasdaq dan berbasis di Beijing, serta Wuhan Institute of Biological Products, afiliasi Grup Farmasi Nasional Tiongkok milik pemerintah.

Baca Juga: Resmi Dijadikan Tempat Karantina, Gedung BLK Manggahang Bisa Tampung 120 Pasien

Pada Maret Tiongkok juga mendapat lampu hijau uji klinis lainnya untuk calon vaksin virus corona, yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer Tiongkok dan perusahaan bioteknologi yang terdaftar di Hong Kong CanSino Bio, tak lama setelah perusahaan obat-obatan Amerika Serikat Moderna mengatakan pihaknya bersama Institut Kesehatan Nasional AS mulai melakukan uji vaksin mereka pada manusia.

Sebelumnya seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com, seorang spesialis pernapasan dari Tiongkok mengatakan bahwa tidak ada obat khusus virus corona, meskipun beberapa telah terbukti efektif.

Diketahui bahwa seorang spesialis pernapasan yang merupakan Akademisi Akademi Teknik Tiongkok tersebut bernama Zhong Nanshan.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Rumor Adanya Korban Begal di Wilayah Ciwaruga Parongpong

Zhong menjadi salah satu spesialis terkenal secara internasional usai mengelola wabah SARS pada tahun 2003 silam.

Ia mengatakan bahwa timnya sedang menguji keefektifan obat-obatan seperti klorokuin dan formula pengobatan Tiongkok tradisional (TCM) seperti Lianhuaqingwen dan Xuebijing, yang telah terbukti efektif dalam mengobati penyakit kritis pasien.

Namun, Zhong percaya bahwa vaksin tidak akan tersedia dalam waktu dekat. Ia bahkan menyebut jangan terlalu berharap dengan vaksin virus corona.

Baca Juga: Tak Mudah Menyerah, Rinni Wulandari Rilis 'Keep On Movin''

"Saya kira vaksin itu tidak akan tersedia dalam tiga atau empat bulan. Setelah vaksin keluar, Anda tidak bisa mengharapkannya sempurna. Orang yang sangat infektif dapat divaksinasi, tetapi tidak semua orang perlu divaksinasi," ujarnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Global Times.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat