kievskiy.org

Media Barat Diundang, Moskow Umumkan Ukraina Siapkan Provokasi Baru untuk Tuduh Kejahatan Rusia

Barang bawaan warga Ukraina setelah terjadinya serangan rudal di stasiun kereta api Kramatorsk, Ukraina, 8 April 2022.
Barang bawaan warga Ukraina setelah terjadinya serangan rudal di stasiun kereta api Kramatorsk, Ukraina, 8 April 2022. /Kementerian Pertahanan Ukraina via Reuters


PIKIRAN RAKYAT
- Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Mizintsev mengatakan Ukraina sedang mempersiapkan provokasi baru yang bertujuan untuk menuduh Rusia melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil Ukraina.

Mikhail Mizintsev mengklaim Ukraina sedang menyiapkan provokasi bertahap di wilayah timur laut yang dibimbing oleh dinas khusus intelijen Inggris. Ia juga menyebut media-media Barat diundang ke kota tersebut.

"Perwakilan media Ukraina dan Barat telah diundang ke kota Seredina-Buda di wilayah Sumy, yang sebelumnya berada di bawah kendali pasukan Rusia, untuk merekam cerita yang dipentaskan," kata Mizintsev, dikutip dari Sputnik News, Selasa, 12 April 2022.

Baca Juga: Kondisi Terbaru Ade Armando Pasca Dikeroyok Massa, Sahabat: Beberapa Kali Muntah Darah

"Pada saat yang sama, untuk menyembunyikan provokasi dan mencegahnya terungkap oleh saksi nyata, jam malam diberlakukan di kota, dan penduduk setempat diusir secara paksa dari tempat pembuatan film," katanya.

Mikhail Mizintsev menambahkan Ukraina menyiapkan skenario provokasi dan direktur Inggris sedang mengumpulkan mayat di ruang bawah tanah, sebuah bangunan tempat tinggal di salah satu kota di wilayah Sumy.

Mayat-mayat itu kata dia, kemudian dijadikan sebagai korban pembunuhan oleh pasukan Rusia.

Menurut skenario, kata Mizintsev, militer Rusia diduga melakukan pembunuhan massal dan kekejaman saat meninggalkan wilayah tersebut.

Baca Juga: Pilihan Modifikasi Pelek Mobil, Pelek HSR FE-01 Kini Dijual untuk Umum

"Palsu lain akan dipromosikan oleh media Barat dalam waktu dekat. "Tujuannya adalah untuk mengobarkan Russophobia lebih jauh di tengah krisis ekonomi yang berkembang pesat di Eropa," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat