kievskiy.org

Elon Musk Kuasai Twitter, Kelompok Pembela HAM Khawatir Soal Ujaran Kebencian

Elon Musk beli Twitter dengan harga fantastis.
Elon Musk beli Twitter dengan harga fantastis. /Instagram/elonrmuskk

PIKIRAN RAKYAT - Setelah Twitter diambil alih oleh Elon Musk, kini kelompok hak asasi manusia menyuarakan khawatir pada kemunculan cuitan ujaran kebencian yang akan marak dalam aplikasi microblogging itu.

Elon Musk sebagai pemilik baru Twitter, telah menekankan bagaimana kebebasan berbicara mutlak diadakan dalam platform itu hingga memicu rasa khawatir kelompok hak asasi manusia.

Ia terus menyoroti kebebasan berbicara dalam kebijakan Twitter, yang kemudian menjadi alasan kelompok hak asasi manusia merasa khawatir.

Menurut para pembela hak asasi manusia, Twitter tetap harus mempertahankan kebijakan sesuai HAM, tidak peduli berganti pemilik.

Baca Juga: Elon Musk Beli Twitter, Donald Trump: Saya Tidak Akan Kembali

"Terlepas dari siapa pemilik Twitter, perusahaan memiliki tanggung jawab hak asasi manusia untuk menghormati hak orang-orang di seluruh dunia yang bergantung pada platform. Perubahan pada kebijakan, fitur, dan algoritme, besar dan kecil, dapat memiliki dampak yang tidak proporsional dan terkadang menghancurkan, termasuk kekerasan offline," ungkap Deborah Brown, peneliti hak digital dan advokat di Human Rights Watch, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Lebih lanjut, Brown yang berasal dari Human Rights Watch ini menyatakan kebebasan berbicara di Twitter tetap harus dijaga dengan perlindungan keamanan penggunanya.

"Kebebasan berekspresi bukanlah hak mutlak, itulah sebabnya Twitter perlu berinvestasi dalam upaya untuk menjaga keamanan penggunanya yang paling rentan di platform," tambahnya.

Namun begitu, Twitter tidak segera membuat tanggapan atas kekhawatiran Human Rights Watch.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat