kievskiy.org

Rusia Mendadak Menghindari Risiko Nuklir, Berubah Pikiran atau Sekadar Taktik Politik?

Ilustrasi Nuklir - Rusia mendadak ingin meminimalisir perang nuklir di konflik Ukraina
Ilustrasi Nuklir - Rusia mendadak ingin meminimalisir perang nuklir di konflik Ukraina /Pixabay/TheDigitalArtist

PIKIRAN RAKYAT – Invasi Rusia di Ukraina telah memasuki hari ke-67. Setelah diributkan dengan kedatangan kedua pihak berseteru di Presidensi G-20 Indonesia, kini serangan di Kherson tengah jadi sorotan.

Begitu pun dengan tembakan rudal Rusia di Mariupol yang menargetkan pabrik baja Azovstal dan wilayah Odesa juga tak luput dari pembicaraan.

Namun, di antara medan tempur yang kian sengit, pernyataan politik Rusia yang mengejutkan baru-baru ini mencuri perhatian.

Kantor berita utama Rusia, TASS, mengutip pernyataan tersebut dari seorang pejabat Kementerian Luar Negeri, Vladimir Yermakov, pada Sabtu, 30 April 2022.

Baca Juga: Mendekati Lebaran Idul Fitri 2022, 1,6 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Dia mengatakan, Rusia percaya bahwa risiko perang nuklir harus diminimalkan dan setiap konflik bersenjata antara kekuatan nuklir harus dicegah.

Pria yang menjabat sebagai Kepala Non-Proliferasi Nuklir Kemenlu Rusia itu melanjutkan, Rusia memahami betul bahwa semua kekuatan nuklir harus berpegang pada logika.

Logika yang dimaksud merujuk pada konsep yang tercantum dalam dokumen resmi. Sedangan di sana tertera jelas tujuan prioritas harus selalu fokus pada pencegahan perang nuklir.

Baca Juga: Arus Mudik Lebaran 2022 Lancar, One Way di Tol Cikampek Dihentikan

Hal ini dinilai mengejutkan, sebab sebelumnya, Rusia selalu mengeluarkan ancaman nuklir setiap invasi berkembang ke arah yang tidak mereka inginkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat