PIKIRAN RAKYAT - Menjadi satu-satunya dalam sejarah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, diadili karena menerima 'hadiah' dari teman-teman kayanya.
Meskipun telah mendapat tuntutan atas tindakan korupsi dan nepostisme, tak menghentikan Benjamin Netanyahu untuk mencari 'hadiah' lainnya dari seorang teman kaya untuk membantu membayar jaminan hukum sebanyak jutaan dolar.
Aturan yang janggal membuka jalan pada hubungan yang sangat dalam dengan teman-teman miliarder, menjerumuskan Netanyahu ke dalam masalah hukum dan penjelasan mengenai penyimpangan uang serta politik Israel.
Baca Juga: Update Virus Corona DKI Jakarta, 15 Juni 2020, Jumlah Kasus Capai 8.968 Orang
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman AP News, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah meminta komite pengawasan Israel untuk mengizinkan sumbangan 2,9 juta dolar AS atau setara dengan Rp 41 Miliar dari Spencer Partrich, yang merupakan seorang 'raja' properti yang berbasis di Michigan, Amerika Serikat, untuk mendanai jaminan hukumnya.
Spencer Patrich juga telah terlibat dalam kasus yang menimpa Netanyahu ia berperan sebagai saksi dan panitia telah meminta pendapat jaksa agung negara mengenai pendapatnya mengenai masalah tersebut.
Permintaan bantuan keuangan dari seorang teman bukanlah hal ilegal, dan politisi Israel memiliki tradisi panjang bergaul dengan para pendukung kaya di luar negerinya.
Baca Juga: Putin Kritik dan Kecam Cara Trump Tangani Covid-19 hingga Klaim Rusia Lebih Baik dari AS Soal Corona
Namun untuk sebagian orang yang melihat, permintaan Netanyahu itu tidak jelas.