kievskiy.org

Diguncang Gejolak Politik dan Krisis Ekonomi, Presiden Serbia: Salah Satu Musim Dingin Terberat Sejak PD II

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic.
Presiden Serbia, Aleksandar Vucic. /Reuters/Johanna Geron

PIKIRAN RAKYAT – Presiden Serbia mengungkapkan bahwa enam bulan ke depan akan menjadi periode tersulit bagi Eropa sejak Perang Dunia Kedua pada tahun 1945 karena tantangan ekonomi dan politik.

Dalam pidato penutup debat parlemen di Kosovo pada Rabu, 14 September 2022, Presiden Serbia Aleksandar Vucic menekankan bahwa pemerintahannya tidak akan mengakui kemerdekaan provinsi yang memisahkan diri secara langsung atau tidak langsung dengan cara apa pun.

Dirinya akan terus mempertahankan posisi meskipun mendapat tekanan dari Barat.

Baca Juga: Pertamax dan Pertalite Bakal Dihapus, Harga BBM Termurah Indonesia Dijual Mulai Rp15.000?

Aleksandar Vucic sebelumnya telah memperingatkan risiko konflik militer di kawasan itu dan meramalkan bahwa tahun 2022 akan menjadi tahun paling sulit bagi rakyat Serbia sejak 1945.

Dirinya menuduh Kosovo memperburuk ketegangan di perbatasannya dengan Serbia dan beberapa negara Eropa menekan Beograd untuk mengakui kemerdekaan wilayah tersebut.

Selain masalah Kosovo, Aleksandar Vucic memberikan alasan untuk pandangan suramnya terhadap segala sesuatu yang terjadi di dunia, termasuk perkembangan terbaru dari konflik di Armenia dan Kirgistan, serta persetujuan parlemen Polandia atas RUU yang menuntut perbaikan besar dari Jerman.

Selain itu, Armenia dan Kirgistan baru-baru ini terlibat dalam bentrokan di perbatasan dengan tetangga mereka masing-masing, yakni Azerbaijan dan Tajikistan.

Baca Juga: Pesawat Menlu Rusia 'Disabotase' Negara-Negara Tetangga Serbia, Keadaan di Dalam Pesawat Diungkap Jubir

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat