kievskiy.org

Serbia dalam Tekanan Barat, Rencana Gabung UE Jadi Opsi Meski Tolak Memberi Sanksi pada Rusia

Bendera Uni Eropa.
Bendera Uni Eropa. / Pixabay/Dusan_Cvetanovic Pixabay/Dusan_Cvetanovic

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Serbia, Aleksandar Vucic mengatakan dalam konferensi pers pada Jumat, 6 Mei 2022, bahwa negaranya tetap berkomitmen kuat untuk bergabung dengan Uni Eropa, tetapi tidak akan mengubah kebijakannya terhadap Rusia.

Vucic menunjukkan bahwa Beograd tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Moskow karena invasinya ke Ukraina, tanpa secara langsung menyatakan hal ini.

"Sejak hari ketiga konflik di Ukraina , kami mengungkapkan posisi kami, dan setelah 70 hari kami mematuhinya," kata dia.

Pada 25 Februari 2022, pemimpin Serbia itu mengatakan bahwa negaranya mendukung penuh integritas wilayah Ukraina dan menganggap invasi Rusia sebagai hal yang sangat buruk, tetapi tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

Baca Juga: Pamerkan Rudal Buatan China, Serbia Lakukan Latihan Militer di Depan Masyarakat Umum

Dia menekankan bahwa dia berada di bawah "tekanan" untuk menyelaraskan kebijakan Beograd dengan negara-negara anggota UE dan untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

"Serbia tidak akan menginjak-injak dan tidak akan menghancurkan persahabatannya di (Eropa) Timur, dan saya tidak peduli dengan beratnya tekanan yang meningkat," kata dia.

Sementara itu, Jerman menyerukan percepatan aksesi negara-negara Balkan ke Uni Eropa

Vucic menekankan bahwa hanya kekuatan kepentingan Serbia yang dapat mengubah posisi di Eropa Timur.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat