PIKIRAN RAKYAT - Di antara daftar masalah kesehatan yang ditimbulkan Covid-19 di dunia, salah satu yang membingungkan adalah meningkatnya jumlah anak perempuan yang mengalami pubertas dini idiopatik.
Pubertas tersebut merupakan pubertas dini yang tidak normal. Lebih dari satu penelitian telah melihat lonjakan jumlah selama bulan-bulan awal pandemi.
Hal ini merupakan kondisi langka, dan kemudian ilmuwan mulai menyoroti hubungan potensial antara virus dan pemicu pubertas awal tersebut.
Sebuah penelitian yang dipresentasikan di Roma, Italia menunjukkan bahwa hal ini mungkin tidak ada hubungannya sama sekali dengan infeksi virus corona.
Para peneliti dari Universitas Gazi dan Rumah Sakit Kota Ankara di Turki memaparkan penelitian mereka yang melibatkan 18 tikus betina yang terkena paparan layar LED.
"Kami telah menemukan bahwa paparan cahaya biru, yang cukup untuk mengubah kadar melatonin, juga mampu mengubah kadar hormon reproduksi dan menyebabkan pubertas dini pada model tikus kami," kata salah satu peneliti, Aylin Kilinc Ugurlu.
Baca Juga: Bukan hanya Manusia, Sapi juga Alami Masa Pubertas yang Picu Perubahan Mood
Pubertas dini untuk anak perempuan didefinisikan sebagai tanda-tanda karakteristik seksual sekunder yang muncul sebelum usia delapan tahun.