kievskiy.org

Asal-usul Sinterklas, dari Kebudayaan Belanda hingga Kemunculan di Indonesia

Ilustrasi Sinterklas.
Ilustrasi Sinterklas. /Pixabay/Clker-Free-Vector-Images

PIKIRAN RAKYAT – Dalam perayaan Natal di seluruh dunia seringkali diwarnai dan dimeriahkan dengan kehadiran sesosok laki-laki dengan rambut panjang dan janggut putih yang seringkali dinantikan kehadirannya oleh para anak kecil. Di Indonesia kita mengenalnya sebagai Sinterklas.

Namun, Sinterklas merupakan budaya yang berasal dari Belanda, yang kemudian diadopsi oleh negara lain, salah satunya oleh Amerika Serikat dengan Santa Claus-nya.

Di Belanda, Sinterklas pada awalnya tidak dilaksanakan pada hari Natal, melainkan pada 6 Desember setiap tahunnya dalam rangka kelahiran Santa Nicholas yang merupakan pelindung anak-anak.

Sosok Sinterklas didasarkan pada Santa Nicholas yang juga merupakan seorang uskup. Ia digambarkan sebagai seorang kakek dengan rambut dan janggut panjang berwarna putih, mengenakan jubah merah dengan berbagai pernak-perniknya.

Baca Juga: Mengenal Ajat Sudrajat, Perjalanan Legenda Persib yang Bergaya Khas

Berbeda dengan Santa Claus yang merupakan budaya Amerika, Sinterklas datang dengan menggunakan kuda. Ia juga membawa sebuah buku besar berwarna merah yang isinya merupakan daftar perilaku anak kecil satu tahun ke belakang.

Di Belanda, Sinterklas biasanya didampingi seorang asistennya. Laksana Batman dan Robin, dia didampingi Piet Hitam (Zwarte Piet) dalam melaksanakan tugasnya.

Piet Hitam mengenakan kostum berwarna warni dengan wajah hitam, sembari membawa sapu untuk membersihkan cerobong asap suatu rumah yang juga digunakan untuk memukul anak yang berperilaku nakal.

Terkadang Piet Hitam juga membawa sebuah karung, namun isinya bukanlah hadiah untuk anak-anak, melainkan untuk menakut-nakuti anak-anak tersebut bahwa jika berperilaku nakal maka akan dibawa dan dibuang ke Spanyol.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat