kievskiy.org

ChatGPT Mulai Dilarang di Universitas di Prancis, Simak Deretan Negara yang Mengikuti Jalannya

Ilustrasi kecerdasan buatan. ChatGPT menjadi prototipe chatbot yang kini menjadi sorotan.
Ilustrasi kecerdasan buatan. ChatGPT menjadi prototipe chatbot yang kini menjadi sorotan. /Freepik/rawpixel.com

PIKIRAN RAKYAT – Perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan ChatGPT saat ini tengah ramai jadi perbincangan publik. Hal itu lantaran kemampuan ChatGPT yang bisa melakukan banyak hal seperti menjawab berbagai pertanyaan dengan cara hampir mendekati manusia.

Selain itu, ChatGPT disebut bisa membuat tulisan panjang, esai, hingga puisi bagi para penggunanya. Tak heran jika banyak pelajar yang mulai bergantung dengan perangkat lunak serba bisa tersebut.

Namun sejumlah universitas dunia kini mulai melarang penggunaan ChatGPT demi mencegah plagiarism. Baru-baru ini, Universitas Sciences Po di Prancis telah melarang penggunaan ChatGPT di kalangan akademisi.

“Mahasiswa dilarang menggunakan perangkat lunak untuk membuat tugas tertulis atau pemaparan, kecuali untuk tujuan kuliah tertentu, dengan pengawasan dari pengampu mata kuliah,” ujar pihak Science Po, dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Saat Negara Lain Sibuk Cari ChatGPT, Indonesia jadi Satu-satunya Negara yang Betah dengan 'Michat'

Science Po bahkan tak ragu dalam memberikan hukuman berat pada mahasiswanya yang ketahuan menggunakan ChatGPT. Mahasiswa yang terbukti menggunakan perangkat tersebut akan dikucilkan dari kampus, dan perguruan tinggi se-Prancis.

“Perangkat lunak ChatGPT menimbulkan pertanyaan penting untuk pendidik dan peneliti di seluruh dunia soal pemalsuan secara umum dan plagiarism secara khusus,” kata pihak Science Po.

Daftar negara yang melarang ChatGPT

Selain Prancis sejumlah negara telah melarang penggunaan ChatGPT, salah satunya di Queensland, negara bagian Australia. Negara tersebut akan memblokirnya hingga perangkat tersebut bisa dinilai kelayakannya.

Tak hanya Queensland, New South Wales telah melakukan hal serupa sebelumnya, dan menjadi negara pertama di Australia yang melakukan pelarangan. Aturan tersebut akan mulai diberlakukan pada akhir Januari 2023 saat anak-anak kembali bersekolah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat