PIKIRAN RAKYAT - Lembaga-lembaga federal Amerika mengusulkan penelitian kelelawar di Amerika untuk melakukan tindakan pencegahan agar terhindar terjadinya penularan virus Corona dari manusia pada hewan.
Banyak orang khawatir akan kelelawar sebagai sumber dari virus Corona, termasuk para kelelawar yang juga merupakan penyebab pandemi mendunia ini. Namun, pertanyaan lain muncul: Apakah manusia dapat menularkan virus ini ke hewan, terutama kepada para kelelawar Amerika Utara?
Di masa pandemi sekarang, pertanyaan ini mungkin hal terakhir yang orang pikirkan. Tertutup oleh masalah lain seperti risiko tertular penyakit atau risiko kehilangan pekerjaan. Tetapi, pencegahan penularan virus antar spesies ini adalah hal penting yang perlu diperhatikan.
Baca Juga: Bukan Operasi Plastik, Inul Daratista Bocorkan Rahasia Awet Mudanya di Usia 41 Tahun
Seperti dilansir New York Times awal pekan ini, para ilmuwan telah sepakat kalau virus Corona berasal dari kelelawar di Tiongkok atau negara-negara tetangganya. Sebuah penelitian terbaru yang melacak keturunan genetik dari Covid-19 menemukan bukti bahwa kemungkinan virus ini berevolusi di dalam kelelawar untuk dapat mencapai bentuknya yang sekarang.
Para peneliti juga menyimpulkan kalau antara virus Corona ini atau virus-virus lain yang dapat menular pada manusia, kemungkinan telah ada di populasi kelelawar saat ini – kita hanya belum menemukannya saja.
Jadi mengapa cemas akan menularkan kelelawar-kelelawar baru dengan virus Corona? Pemerintah menganggap hal tersebut merupakan masalah penting, terutama untuk populasi kelelawar dan juga manusia.
Baca Juga: Masa Pandemi, Laba bank bjb syariah Meningkat
Pasalnya, populasi kelelawar telah berkurang karena penyakit jamur seperti sindrom hidung putih (white-nose syndrome); sedangkan untuk manusia, masalah ini berpotensi akan menimbulkan banyak masalah lain kedepannya jika tidak diperhatikan.