kievskiy.org

WHO: Dampak Virus Corona akan Terasa hingga Puluhan Tahun ke Depan

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus: Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengklaim bahwa WHO telah 'dibeli' Tiongkok, Dirjen WHO mengecam hal tersebut karena tidak benar.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus: Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengklaim bahwa WHO telah 'dibeli' Tiongkok, Dirjen WHO mengecam hal tersebut karena tidak benar. /AFP Photo/Fabrice COFFRINI AFP Photo/Fabrice COFFRINI

PIKIRAN RAKYAT - Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperingatkan bahwa pandemi virus corona baru atau Covid-19 adalah jenis virus yang akan berdampak lama.

Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat 31 Juli 2020.

Virus corona dikatakan Tedros merupakan jenis bencana yang berlangsung lama hingga masa-masa mendatang.

Baca Juga: Soal Ditangkapnya Djoko Tjandra, Refly Harun: Saya Minta Presiden Jokowi Perhatikan Penegakan Hukum

"Pandemi ini merupakan krisis kesehatan sekali dalam seabad, yang dampaknya bakal terasa hingga puluhan tahun ke depan," kata Tedros saat pertemuan komite darurat WHO, menurut pernyataan yang dirilis oleh badan tersebut.

Hingga saat ini, virus corona telah menjangkit lebih dari 17 juta orang. Total kematian akibat virus tersebut juga terus merangkak naik dan telah menyentuh angka 670.000 jiwa sejak pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok akhir tahun 2019 lalu.

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Brasil, India, dan Inggris menjadi deretan negara yang paling terpukul oleh wabah ini.

Baca Juga: Hilang karena Tenggelam di Sungai, Anak 11 Tahun di Cirebon Ditemukan Meninggal

Kondisi ekonomi di berbagai wilayah babak belur akibat pembatasan Covid-19, yang diterapkan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, dan banyak wilayah yang mengkhawatirkan gelombang kedua kemunculan virus corona.

Sementara itu, sekitar lebih dari 150 perusahaan farmasi sedang membuat vaksin, meski penggunaan pertama vaksin tidak dapat diprediksikan hingga awal 2021, menurut WHO pekan lalu.

Meski pengetahuan tentang virus baru meningkat, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dan populasi masih rentan, lanjut Tedros.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat