kievskiy.org

Ledakan Maha Dahsyat Beirut, Pemerintah Lebanon Abaikan 6 Peringatan Pindahkan Gudang Amonium Nitrat

Penampakkan ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa, 4 Agustus 2020.*
Penampakkan ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa, 4 Agustus 2020.* //Twitter via Express /Twitter via Express

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah bukti menunjukkan adanya pengabaian peringatan mengenai gudang penyimpanan yang menyebabkan tewasnya 135 orang di Beirut.

Seperti dilansir The Guardian, Kamis 6 Agustus 2020, masyarakat Beirut murka setelah pemerintah mengakui bahwa ledakan yang telah menewaskan sekitar 135 orang, melukai ribuan orang, dan meluluhlantakkan rumah-rumah warga itu disebabkan karena lalainya mereka menanggapi peringatan-peringatan yang datang sebelum terjadinya ledakan.

Pasalnya, ditemukan sebuah bukti yang menunjukkan bahwa segudang senyawa amonium nitrat itu sudah lama ada di pelabuhan sejak tahun 2014. Bahkan 6 bulan yang lalu, pemerintah Beirut telah diperingatkan bahwa jika amonium nitrat ini tidak dipindah dengan segera, maka seluruh Beirut akan habis karena ledakan.

Baca Juga: Minta Maaf Secara Resmi, Anji: Saya Tidak Pernah Berniat Menyinggung Dunia Kedokteran dan Nakes

Kegagalan pemerintah dalam mencegah ledakan di Beirut ini telah menyulut amarah warga terhadap pemerintah di tengah-tengah krisis finansial yang telah membuat setengah warga Lebanon mengalami kemiskinan.

Saat ini, berdasarkan Palang Merah Lebanon, angka kematian telah bertambah menjadi 135 orang dengan 4.000 orang mengalami luka-luka. Gubernur Beirut, Marwan Abboud menyebutkan bahwa ledakan tersebut telah merusak sekitar 300.000 rumah warga, bahkan sebagian dari mereka harus rela kehilangan rumahnya. Ia juga menambahkan bahwa masih banyak warga-warga yang belum ditemukan di tengah-tengah reruntuhan.

Selasa 4 Agustus malam kemarin, Perdana Menteri Lebanon mengumumkan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh gudang di pelabuhan yang telah menyimpan 2.750 ton senyawa amonium nitrat, yang biasa dipakai untuk pupuk dan pembuatan bahan peledak.

Baca Juga: Tanpa Keraton, 'Ambil Alih' Takhta, Rahardjo Djali Kukuhkan Diri Jadi Polmak Sultan Sepuh XV Cirebon

Berbagai media pada tahun 2014 mengklaim bahwa kargo yang disimpan di sebuah kapal milik Rusia tersebut telah disita di pelabuhan Beirut tahun ini, setelah kapal tersebut terpaksa diberhentikan dan dilarang oleh bea cukai setempat untuk melanjutkan perjalanan dikarenakan kargo tersebut dianggap tidak laik laut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat