kievskiy.org

Pekerja Migran Indonesia Disiksa Majikan di Malaysia: Punggung Disetrika dan Disiram Air Panas

Ilustrasi. Pekerja migran Indonesia disiksa di Malaysia.
Ilustrasi. Pekerja migran Indonesia disiksa di Malaysia. /Pixabay/Tumisu

PIKIRAN RAKYAT - Seorang pekerja migran Indonesia menjadi korban penyiksaan yang dilakukan majikannya di Malaysia. Nani (bukan nama sebenarnya) bekerja di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Dia mengalami luka bakar di bagian punggung dan lengan akibat disetrika dan disiram air panas oleh majikannya. Kedua matanya pun terlihat lebam bekas dipukul. 

Selain mengalami penyiksaan, Nani juga tak digaji sejak bekerja pada Maret 2022. Saat ini, Nani dirawat di Rumah Sakit Kuala Lumpur, Malaysia.

Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono, menjenguk Nani pada Minggu, 30 April 2023. Nani bercerita kepada Hermono bahwa dia sudah disiksa majikannya sejak September 2022. Nani tidak bisa berbuat apa-apa lantaran tidak boleh keluar rumah dan memegang alat komunikasi.

Pada suatu hari, punggung Nani disetrika oleh majikannya. Akibat tak kuat menahan sakit, Nani berteriak kencang hingga terdengar oleh tetangganya. Tetangganya langsung melapor ke polisi.

Baca Juga: Presiden Asosiasi Serikat Pekerja: Sampai saat Ini Tak Ada Parpol dan Capres yang Tegas akan Cabut Omnibus Law

Polisi Resort Brickfields, Kuala Lumpur, mengamankan Nani dan membawanya ke rumah sakit pada 23 Maret 2023. Majikan Nani, sementara itu, langsung ditahan.

Nani bercerita bahwa penyiksaan selalu dilakukan majikannya di depan anak-anaknya. Namun, tak ada yang berani mencegah aksi majikannya itu.

Hermono membandingkan foto Nani di paspor dan kondisinya saat ini. Hermono memperkirakan bobot badan Nani turun 10 kilogram akibat penderitaan berlarut-larut yang dialaminya.

Hermono mendesak kepolisian Malaysia menghukum majikan Nani seberat-beratnya. “Ini penting untuk memberi efek jera kepada majikan yang kejam. Tanpa penegakan hukum yang tegas, kekerasan dan eksploitasi terhadap PRT Indonesia akan terus terjadi”, sebut Hermono.

Hermono yang telah menjabat sebagai Dubes untuk Malaysia selama 2,5 tahun, tak habis pikir mengapa kekerasan dan penyiksaan terhadap PRT asal Indonesia selalu terjadi di sana.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat