kievskiy.org

Mahasiswa Asal Palestina Ngeri di Sudan, Mayat Berserakan Bagaikan Kiamat

Asap mengepul setelah pesawat di Bandara Khartoum Sudan dibakar di tengah Perang Saudara yang pecah di sana.
Asap mengepul setelah pesawat di Bandara Khartoum Sudan dibakar di tengah Perang Saudara yang pecah di sana. /Reuters/Stringer

PIKIRAN RAKYAT - Mahasiswa asal Palestina, Kullab memberikan kesaksian kondisi di Sudan. Ia mengaku ngeri dengan situasi pada saat ini.

Pertempuran antara tentara militer Sudan dan pasukan paramiliter (RSF) meletus di ibu kota Sudan pada Sabtu, 15 April 2023 pagi waktu setempat, karena pengambilalihan kekuasaan. Konflik di antara keduanya telah terjadi sejak Kamis, 13 April 2023.

Tentara Sudan menyatakan bahwa gerakan RSF dilakukan tanpa koordinasi dan dianggap ilegal. Krisis politik di Sudan telah terjadi pada Oktober 2021 ketika ketika militer menggulingkan pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Abdalla Hamdok.

Konflik tersebut terus berkelanjutan. Akibat pertempuran antara tentara Sudan dan RSF, asap tebal dari gencatan senajata membumbung tinggi.

Baca Juga: Perang di Sudan Tak Kunjung Henti, PBB Frustrasi

Disebutkan Kullab, kondisi di Sudan pada saat ini seperti kiamat. Jembatan-jembatan yang ditutup di dekat tempat tinggalnya di ibu kota negara tersebut, Khartoum dikatakan sebagai aksi biasa.

"Saya keluar dari rumah, tidak ada bajaj, tidak satu pun mobbil berhenti untuk membantu saya. Kawasan industri terbakar dan toko-toko tutup. Saya merasa ngeri seakan-akan hari itu adalah kiamat," kata Kullab.

Selain itu, aliran listrik dan air terputus ketika suara tembakan terus menggelegar dan roket yang tiada henti diluncurkan. Kengerian bertambah ketika melihat mayat berserakan.

"Saat Anda melihat mayat berserakan dimana-maana, orang-orang kehilangan anggota tubuh, bank-bank dibakar, Anda merasa sangat tidak aman. Konflik di Sudan itu lebih buruk daripada perang di Gaza," ujar Kullab.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat