kievskiy.org

Teks lengkap pidato Duta Besar China untuk Indonesia di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Foto ini menunjukkan Duta Besar Republik Rakyat China untuk Republik Indonesia, Lu Kang sedang berpidato di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia pada akhir Mei lalu. (Sumber: Kedutaan Besar China untuk Indonesia)
Foto ini menunjukkan Duta Besar Republik Rakyat China untuk Republik Indonesia, Lu Kang sedang berpidato di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia pada akhir Mei lalu. (Sumber: Kedutaan Besar China untuk Indonesia)

 


PIKIRAN RAKYAT
- Duta Besar Republik Rakyat China untuk Republik Indonesia, Lu Kang baru-baru ini diundang untuk berpidato di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, dan bertukar pandangan dengan para hadirin tentang kebijakan luar negeri China.

Berikutnya adalah teks lengkap dari pidato tersebut:

Yang terhormat Wakil Gubernur Mohamad Sabrar Fadhilah, 

Para hadirin,

Selamat pagi semuanya!


Merupakan sebuah kehormatan besar dan kegembiraan bagi saya dapat berbicara di Lemhannas, Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia. Terima kasih Gubernur Andi atas undangan hangat Anda.

Selama 58 tahun terakhir, Lemhannas telah memberikan kontribusi penting dalam perancangan strategi dan peningkatan kapasitas Pemerintah Indonesia. Mengingat kekuatan nasional yang semakin berkembang dan pengaruh yang semakin meluas di kawasan dan dunia pada umumnya, terutama dalam beberapa tahun terakhir sebagai hasil dari kepemimpinan Presiden Joko Widodo, saya percaya bahwa di bawah kepemimpinan Gubernur Andi, Lemhannas akan berperan lebih besar dalam meningkatkan kedudukan Indonesia di dunia. Kedutaan Besar China di Indonesia siap untuk memperluas pertukaran dengan Lemhannas demi mencapai pemahaman timbal balik dan persahabatan yang lebih mendalam antara kedua bangsa kita. 

Para hadirin,

Tiga hari yang lalu, dunia menyaksikan penyelenggaraan tiga konferensi tingkat tinggi (KTT) secara serentak: yang pertama di Xi'an, China, yang berfokus pada kerja sama dan jaringan pembangunan Sabuk dan Jalur Sutra; yang kedua di Jeddah, Arab Saudi, yang menyambut kembalinya Suriah ke Liga Negara Arab dan menyerukan persatuan di antara negara-negara di kawasan itu; dan yang ketiga di Hiroshima, Jepang, meskipun dengan suara utama yang sangat berbeda, masih berasumsi bahwa negara-negara anggota Kelompok Tujuh (Group of Seven/G7) berada dalam posisi untuk mendikte dunia. Pada hari yang sama, 19 Mei, seorang rekan sesama duta besar di Jakarta mengatakan kepada saya bahwa "kita telah memasuki era Perang Dingin yang baru". Sependapat ataupun tidak, saat ini sedang terjadi perkembangan yang mengganggu di dunia, termasuk tantangan terhadap perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran yang dihargai oleh masyarakat di kawasan Asia-Pasifik  kita. Izinkan saya menyebutkan beberapa contoh: 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat