kievskiy.org

Wabah Misinformasi Covid-19 Lebih Parah Ketimbang Pandemi Corona

ILUSTRASI berita bohong, kabar bohong, hoaks.*
ILUSTRASI berita bohong, kabar bohong, hoaks.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Para pejuang medis di garis depan mengatakan bahwa mereka tidak hanya melawan virus corona, tetapi juga informasi-informasi Covid-19 menyesatkan yang membahayakan para pasien.

Dilansir New York Times, Selasa 18 Juli 2020, sebelum pandemi, para petugas medis telah terbiasa menghadapi pasien yang percaya informasi palsu, suatu fenomena yang mereka sebut Dr.Google.

Tetapi, berdasarkan hasil wawancara, lebih dari selusin dokter dan peneliti informasi palsu di Amerika dan Eropa mengatakan bahwa kasus misinformasi soal Covid-19 ini telah meningkat tajam lebih dari biasanya.

Baca Juga: Ceritakan Momen Rayakan HUT RI di Luar Negeri, AHY: Rasa Nasionalisme Semakin Terasa

Minggu lalu, para peneliti menemukan bahwa sekitar 800 orang di seluruh dunia meninggal di tiga bulan pertama tahun ini, dan ribuan lainnya dirawat di rumah sakit karena klaim tanpa bukti yang mereka baca dari media daring.

Klaim tersebut mengatakan bahwa meminum alkohol berkonsentrasi tinggi dapat membunuh virus corona. Temuan ini dipublikasikan di American Journal of Tropical Medicine and Hygiene.

American Medical Association dan grup lain yang mewakili para dokter medis mengatakan bahwa misinformasi yang menyebar di media daring ini mempersulit usaha para petugas kesehatan untuk melawan Covid-19.

Baca Juga: Imbas Insiden Mengerikan di MotoGP Austria 2020, Pembalap Minta Desain Sirkuit Red Bull Ring Diubah

Dan selama dua minggu di Juli lalu, grup-grup tersebut mengadakan konferensi online dengan para dokter, ahli kesehatan masyarakat, dan peneliti media daring untuk mencari solusi masalah ini. World Health Organization (WHO) juga merancang beberapa cara untuk mengukur bahayanya misinformasi mengenai virus di media daring.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat