kievskiy.org

Apa Itu Zionis? Simak Sejarah Singkat Gerakan Ultranasionalis Yahudi Mendirikan Negara Israel

Sejarah Singkat Gerakan Ultra Nasionalis ZIonis Mendirikan Negara Israel.
Sejarah Singkat Gerakan Ultra Nasionalis ZIonis Mendirikan Negara Israel. /Reuters/Fadi Whadi

PIKIRAN RAKYAT – Pendudukan Israel terhadap wilayah Palestina menimbulkan konflik paling berdarah yang berlangsung paling lama dalam sejarah umat manusia. Penindasan, penjajahan, hingga genosida menjadi cerita lumrah yang membersamai konflik paling sengit di timur tengah tersebut.

Pendirian negara Israel di atas tanah Palestina tidak lepas dari gerakan ultra nasionalis kaum Yahudi. Keyakinan bahwa Umat Yahudi menjadi yang paling berhak terhadap tanah yang dijanjikan tersebut menyulut berbagai tragedi berkepanjangan.

Zionisme adalah gerakan ultra nasionalis Yahudi yang bertujuan untuk menciptakan dan mendukung negara nasional Yahudi di Palestina, yang dianggap sebagai tanah leluhur umat Yahudi (Eretz Yisraʾel, "Tanah Israel"). Meskipun zionisme berawal di Eropa Timur dan Tengah pada akhir abad ke-19, gerakan ini telah menimbulkan beragam konflik dan kontroversi sepanjang sejarahnya termasuk penindasan terhadap penduduk asli Palestina yang berkepanjangan.

Bagaimana sejarah Zionisme muncul dan menciptakan pendudukan wilayah Palestina sehingga menimbulkan konflik kemanusiaan berkepanjangan? Simak sejarah singkatnya.

Baca Juga: Belgia dan Spanyol Kompak Ajak Dunia Beri Sanksi pada Israel, Minta Genosida Palestina Diakhiri

Sejarah Singkat Zionisme

Gerakan ini berakar pada gagasan kuno umat Yahudi dan agama Yahudi terhadap wilayah sejarah Palestina. Pada abad ke-16 dan ke-17, beberapa "mesias" muncul dengan upaya meyakinkan umat Yahudi untuk "kembali" ke Palestina. Gerakan Haskala atau "Pencerahan Yahudi" pada akhir abad ke-18, sebaliknya, mendorong integrasi umat Yahudi ke dalam budaya sekuler Barat.

Namun, zionisme mendapatkan momentum di abad ke-19, terutama di Eropa Timur. Dalam konteks pogrom-pogrom Tsarist Rusia, gerakan Ḥovevei Ẕiyyon atau "Pecinta Zion" muncul untuk mempromosikan pemukiman petani dan pengrajin Yahudi di Palestina. Namun, pandangan zionisme ini sering dianggap sebagai reaksi terhadap perjuangan melawan antisemitisme.

Dalam pengembangan lebih lanjut, Theodor Herzl, seorang jurnalis Austria, memainkan peran penting. Herzl percaya bahwa asimilasi umat Yahudi ke dalam budaya Barat tidak akan mungkin karena antisemitisme yang terus-menerus. Dia berpendapat bahwa pembentukan sebuah negara Yahudi di satu wilayah adalah satu-satunya cara agar umat Yahudi bisa menjalani kehidupan normal. Pada tahun 1897, Herzl menggelar Kongres Zionis pertama di Basel, Swiss, yang menyusun program Basel yang menyatakan bahwa "Zionisme berusaha menciptakan bagi umat Yahudi sebuah rumah di Palestina yang dijamin oleh hukum publik."

Gerakan ini memperoleh dukungan dari Inggris, dan Herzl menggandeng pendukung-pendukung kunci untuk mengejar pendirian sebuah negara Yahudi di Palestina. Ini terwujud ketika Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour pada tahun 1917, yang menjanjikan dukungan untuk pendirian rumah nasional Yahudi di Palestina. Namun, hal ini menjadi sumber perselisihan besar antara penduduk asli Palestina, yang menentang rencana tersebut.

Munculnya Nazi di Eropa dan kebijakan Holocaust menyebabkan banyak Yahudi mencari perlindungan di Palestina, dan seiring berjalannya waktu, berbagai konflik meletus. Pembentukan Negara Israel pada tahun 1948 menyulut perang dengan negara-negara Arab tetangga dan memicu pengungsi Palestina. Meskipun Zionisme mencapai tujuannya, dengan menjadi sebuah negara Yahudi, ia juga menjadi sumber konflik di Timur Tengah yang berlarut-larut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat