PIKIRAN RAKYAT – Salah satu jenama kopi terbesar di dunia, Starbucks masuk dalam daftar boikot oleh masyarakat di berbagai negara karena diduga terafiliasi atau mendukung Israel penjajah, dalam pembantaian besar di Palestina. Masyarakat di berbagai negara mulai enggan membeli kopi di kafe tersebut.
Bagi sebagian orang, melakukan boikot terhadap kafe tersebut dinilai tidak memiliki efek. Namun jangan salah, seorang manajer Starbucks sampai curhat dan menyatakan bahwa ratusan pelanggannya kabur.
Manajer Starbucks tersebut mengaku bahwa boikot atau protes biasanya tidak akan pernah menimbulkan efek kepada mereka. Apalagi kafe yang diurusnya berada di dalam bandara, yang tetap dibutuhkan banyak orang.
"Aku adalah manajer di Starbucks. Aku baru-baru ini ditanya, apakah aku menyadari protes melawan Starbucks, dan apakah itu berdampak pada toko kami?” ujar Wynter, manajer Starbucks di sebuah bandara yang tak disebutkan.
Baca Juga: Jusuf Kalla Bertemu Ganjar Pranowo 1,5 Jam, Beri Peringatan untuk Aparat Jelang Pemilu 2024
"Aku bekerja di bandara, protes biasanya tidak berdampak pada kami, karena ada banyak orang melakukan perjalanan di sini, banyak orang yang biasanya tidak memedulikan aksi protes, kami sudah terbiasa dengan itu,” katanya menambahkan.
Wynter tak menyangka aksi boikot sangat berdampak pada kafe yang ditanganinya. Setelah aksi boikot terjadi, bahkan kafenya tidak bisa mendapatkan pelanggan yang biasanya mencapai ratusan, sebelum aksi boikot terjadi.
"Tapi aku jujur berkata bahwa itu (boikot) berdampak pada kami. Kami merasakan protes itu. Biasanya saat ini, kami punya ratusan pelanggan. Kami biasanya membuat toko mencapai jumlah itu sebelum siang, kami tidak di situ,” tutur Wynter.
"Kami bahkan tidak bisa mencapai separuh dari jumlah target pelanggarn, yang baisanya kami punya. Jadi protes itu berhasil, dan itu sangat berhasil dan Starbucks di bandara merasakan itu,” katanya, dikutip dari Instagram @mayahussein, 19 November 2023.