PIKIRAN RAKYAT - Amerika Serikat (AS) memastikan Israel penjajah penjajah mendapatkan senjata untuk melanjutkan fase perang yang intens. Namun di sisi lain, mereka juga mendesak Israel penjajah untuk menurunkan intensitas pertempuran.
"Itu secara strategis 'mengalahkan diri sendiri' bagi Washington", ucap analis politik senior Al Jazeera, Marwan Bishara.
"Kita benar-benar harus melihat lebih dalam untuk melihat apakah ada penjelasan yang berarti, mengapa pemerintahan Biden ingin melewati Kongres untuk mempercepat senjata ke negara yang terlibat dalam kejahatan perang," tuturnya menambahkan.
Langkah itu dinilai sebagai 'skandal moral'. Mengingat, genosida Israel penjajah telah menyebabkan kerusakan rekor dan menewaskan puluhan ribu warga sipil Palestina.
"Akan tetapi, hal itu juga dicurigai secara politis dalam arti 'mengapa Anda ingin melewati Kongres dua kali di bulan yang sama? Apa urgensi untuk melewati pedoman Anda sendiri?'," ujar Marwan Bishara.
Pasalnya, pada 9 Desember 2023, pemerintahan Joe Biden juga pernah membuat keputusan darurat untuk menyetujui penjualan hampir 14.000 butir amunisi tank ke Israel penjajah senilai lebih dari 106 juta dolar AS (Rp1,6 triliun).
Seorang pejabat senior Hamas, Basem Naim mengkritik peran AS dalam perang. "Sementara kejahatan ini telah dilakukan dengan tangan Israel, mereka disponsori dan didukung oleh pemerintah AS," ucapnya.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, Basem Naim menambahkan bahwa kelompok itu meminta pertanggungjawaban pemerintahan Joe Biden. "Atas peran langsung mereka dalam mensponsori dan mengatur genosida yang sedang berlangsung ini terhadap rakyat kita," katanya,
Langkahi Kongres Demi Jual Senjata ke Israel Penjajah
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sekali lagi melangkahi Kongres. Dia tetap memberi lampu hijau penjualan senjata darurat ke Israel penjajah.