PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu bersumpah akan mengirim pasukannya ke Rafah, tempat sekitar 1,4 juta orang Palestina mengungsi setelah wilayah lainnya rata dengan tanah.
Netanyahu tak peduli soal seruan dari berbagai negara sekutu untuk menunda atau mengurunkan niat masuk ke daerah tersebut, sebab hematnya mundur sama dengan 'kalah' melawan Hamas.
"Bahkan jika kami mencapainya, kami akan memasuki Rafah," ucap Netanyahu.
PM Israel zionis ini memastikan tak akan menghentikan pembantaian apalagi mengakui Palestina sebagai sebuah negara, selama dirinya masih berkuasa.
"Israel di bawah kepemimpinan saya akan terus menentang keras pengakuan sepihak atas negara Palestina," ucap dia.
Adapun genosida yang mereka lakukan di kantong Palestina disebutnya sebagai konsekuensi dari tindakan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
"Setelah pembantaian mengerikan pada tanggal 7 Oktober, tidak ada imbalan yang lebih besar bagi terorisme selain itu dan hal ini akan menghambat penyelesaian perdamaian di masa depan," ucap Netanyahu.
AS Desak Israel Penjajah Lakukan Gencatan Senjata
residen Amerika Serikat, Joe Biden mengaku telah melakukan pembicaraan ekstensif dengan Perdana Menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu dalam beberapa hari terakhir.
Dia menuturkan, tujuan dari diskusi panjang tersebut adalah untuk 'merayu' Netanyahu menghentikan serangan guna tercapainya gencatan senjata sementara di kantong Palestina tersebut.