PIKIRAN RAKYAT – Israel Penjajah tanpa Amerika Serikat (AS) dan Barat hanya sebutir debu. Hal itu terbukti dari sikap Israel Penjajah yang selalu berlindung di bawah ketiak AS saat diserang dunia.
Belum lagi masalah militer, meski Israel Penjajah memiliki alutsista yang lumayan banyak, nyatanya negara tersebut tetap bisa keok jika diserang habis-habisan oleh pihak yang sedang berkonflik dengan mereka.
Israel Penjajah harus selalu disuapi bantuan dan pertolongan dari AS dan Barat saat melakukan pembantaian di Gaza, Palestina. Tentu hal itu menuai kritik dari masyarakat dunia yang menuntut adanya perdamaian dan gencatan senjata di Gaza.
Sikap AS yang mengeluarkan veto di sidang PBB, membuat Palestina tak bisa tergabung dalam PBB. Hal itu makin memperlihatkan siapa dan motif AS sebenarnya dalam konflik yang sedang terjadi.
Baca Juga: Palestina Banjir Darah, Israel Penjajah Bunuh Lebih dari 34.000 Orang
Terbaru, anggota Dewan (DPR AS) menyetujui proposal bantuan keamanan ke Ukraina, Israel Penjajah, dan Taiwan. Jumlah bantuan yang disetujui untuk 3 negara tersebut mencapai 95 miliar dollar AS atau setara dengan Rp1.540 triliun (kurs Rp16.218).
Keputusan DPR AS itu mendapat penolakan keras dari kelompok garis keras Partai Republik. Adapun Undang-Undang tersebut diajukan Sabtu, 20 April 2024 ke senat yang mayoritas pendukungnya adalah Partai Demokrat.
Presiden AS Joe Biden hingga anggota senat dari Partai Republik Mitch McConnell mendesak ketua DPR dari Partai Republik untuk mengajukan usulan tersebut. Senat diperkirakan akan meloloskan undang-undang itu pekan depan.
Dalam RUU tersebut, AS rela menggelontorkan uang hingga 61 miliar dollar AS atau setara dengan Rp989.313.250.000.000 ke Ukraina. Sebanyak 23 dolar AS atau Rp373.019.750.000.000 untuk mengisi senjata, dan fasilitas AS.