kievskiy.org

Apa yang Terjadi pada Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas?

Presiden Iran, Ebrahim Raisi.
Presiden Iran, Ebrahim Raisi. /Iran's Presidency/WANA via REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan helikopter yang tragis, membuka jalan bagi diadakannya pemilihan presiden baru di negara tersebut.

Raisi, seorang ulama garis keras yang menjabat sejak 2021, meninggal dalam sebuah kecelakaan yang mengejutkan banyak pihak, namun diperkirakan tidak akan mempengaruhi arah politik Iran secara signifikan.

Meskipun Raisi adalah sosok penting, kekuasaan utama tetap berada di tangan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang berarti kematian Raisi tidak akan mengguncang Republik Islam secara mendalam.

Namun demikian, peristiwa ini akan menguji sistem pemerintahan Iran yang saat ini didominasi oleh konservatisme di berbagai lini kekuasaan.

Apa yang Terjadi dengan Iran Sekarang?

Menurut konstitusi Iran, jika presiden tidak dapat menjalankan tugasnya karena sakit, meninggal dunia, atau diberhentikan oleh parlemen, maka ada prosedur yang harus diikuti. Setelah kematian Raisi, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menunjuk Wakil Presiden Mohammad Mokhber untuk mengambil alih urusan negara sementara.

Mokhber, bersama dengan ketua parlemen dan ketua pengadilan, akan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pemilihan presiden baru dalam waktu 50 hari.

Pemilu terakhir yang memenangkan Raisi pada 2021 penuh dengan kontroversi karena banyak pesaing beratnya dilarang mencalonkan diri, yang membuat banyak pemilih memboikot pemilu tersebut.

Susunan Pemerintahan Iran

Di Iran, tokoh yang paling berkuasa adalah Pemimpin Tertinggi, saat ini Ayatollah Khamenei, yang menjabat sejak 1989.

Ayatollah Khamenei, yang kini berusia 85 tahun dan kesehatannya menjadi sorotan, adalah kepala negara dan panglima tertinggi angkatan bersenjata, serta memiliki kendali atas lembaga kepolisian negara dan polisi moral.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat