kievskiy.org

Kebutuhan BBM untuk Pompa Air Cukup Tinggi

SEORANG petani sedang mengoperasikan mesin pompa air di Desa Pakubeureum, Kecamatan kertajati. Pompa air kini terus dioperasikan untuk mengairi areal sawah agar tidak kekeringan.*
SEORANG petani sedang mengoperasikan mesin pompa air di Desa Pakubeureum, Kecamatan kertajati. Pompa air kini terus dioperasikan untuk mengairi areal sawah agar tidak kekeringan.*

MAJALENGKA,(PRLM).- Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) untuk mesin pompa air di wilayah Majalengka cukup tinggi, karena para petani di wilayah Utara Majalengka kini sepenuhnya mengandalkan pengairan sawah dengan mesin pompa. Menurut keterangan pemilik SPBU di Kecamatan Kertajati yang juga Penasihat Hiswana Migas Wilayah III Cirebon, Fuad A Azis, kenaikan permintaan BBM saat ini mencapai hampir 50 persenan dibanding biasanya. Bahan Bakar premium yang biasanya hanya menghabiskan sekitar 30 tonan per minggu kini mencapai 40 ton, demikian juga degan solar. Pembelian bahan bakar untuk mesin pompa dilakukan secara selektif karena menjaga kemungkinan terjadinya penyelewengan bahan bakar. Setiap petani yang akan membeli bahan bakar ke SPBU yang bersangkutan diwajibkan membawa surat keterangan dari desa. Bila tidak membawa surat keterangan maka pembeli tidak akan dilayani petugas di SPBU. “Tingginya kebutuhan bahan bakar untuk mesin pompa air ini setiap tahun terjadi disaat musim kemarau, itu sudah biasa, karena cukup banyak lahan sawah yang mengandalkan pengairan dari mesin pompa air,” ungkap Fuad. Tingginya kebutuhahn BBM di Kertajati juga diperkirakan dampak dari keberadaan tol Cikampek-Palimanan-Kertajati sehubungan di rest area belum ada sistim pengisian bahan bakar, kalaupun ada dua rest area di wilayah Majalengka semua belum beroprasi karena masih dalam tahap pembangunan. Sementara itu sejumlah pemilik pompa air mengatakan, setiap hari pompa air terus beroprasi, satu mesin pompa bisa menghabiskan hingga 8 liter air, sedangkan setiap minimal memiliki satu mesin pompa. “Satu petani itu sebetulnya ada yang memiliki dua hingga tiga mesin pompa air. Terkecuali di wilayah Kertasari atau sebagian Desa Jatitujuh karena sistim pengairan dilakukan dengan cara tender, sehingga petani tidak perlu memiliki pompa banyak,” ungkap Sahidin petani di Desa Pakubeureum, Kecamatan Kertajati. Dia bersukur karena tahun ini bahan bakar di SPBU selalu tersedia, berbeda degan tahun-tahun sebelumnya bahan bakar kerap habis sehingga petani sering kesulitan memperoleh bahan bakar untuk mesin pompa air. Hal senada disampaikan Rohili petani lainnya yang mengaku semingu sekali mengoprasikan mesin pompa air berkapasitas 6 inci. Setiap mengoprasikan mesin menghabisakan sekitar 10 lietr bahan bakar. Fuad A Azis memastikan bahan bakar akan tetap tersedia karena ketika bahan bakar habis, pihak pengelola SPBu langsung mengajukan permohonan BBM kepada PT Pertamina.(Tati Purnawati/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat