kievskiy.org

Sejumlah Model Peragakan Baju Berbahan Baku Tanah Liat

SEJUMLAH model memperagakan busana berbahan tanah liat, genting di Pabrik Genting “Super Fajar”  di Desa Burujul, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka Minggu (30/8/2015) sore.*
SEJUMLAH model memperagakan busana berbahan tanah liat, genting di Pabrik Genting “Super Fajar” di Desa Burujul, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka Minggu (30/8/2015) sore.*

MAJALENGKA,(PRLM).- Sejumlah model lakukan peragaan buasana berbahan baku tanah liat, tubuh mereka dilumuri lumpur yang biasanya dipergunakan untuk pembuatan genteng, di Pabrik Genting “Super Fajar” yang pada beberapa waktu lalu lokasinya dijadikan sebagai peragaan binaraga buruh genting. Ada lima model yang melakukan peragaan busana genteng pada Minggu (30/8/2015) sore, mereka berasal dari Bali, Jakarta, Cirebon dan Majalengka. Peragaan busana genting tersebut diawali dari tubuh mereka yang hanya mengenakan celana pendek dan tanktop dilumuri dengan lumpur, hanya bagian rambut dan wajah yang tidak dulumuri lumpur. Mereka kemudian mengenakan pakaian dalam yang terbuat dari genting sehingga menutup bagian dada. Sedangkan untuk menutup bagian belakang dan pinggul juga menggunakan genting mentah dan matang yang bagian atasnya telah dilubangi serta diikat dengan tali ke atas leher, hingga berat baju tanah liat tersebut mencapai sekitar 8 kg. Tidak ada pengunjung seperti halnya ketika lomba binaragawan yang pesertanya berasal dari buruh genting. Kali ini hanya fotografer yang hadir disertai manajer masing-masing model. Sela Tifani Anggraeni salah seorang model asal Jakarta mengatakan, dirinya tertarik untuk memperagakan busana berbahan tanah liat setelah mendapat kabar dari temannya kalau di Jatiwangi akan ada peragaan busana genting. Hal itu belum pernah dilakukan ditempat lain karena pada umumnya busana yang dikenakan selalu berbahan kain paling tidak berbahan kertas. “Saya tertarik sehingga ingin mencoba meski harus kotor-kotoran dilumuri lumpur bahan untuk membuat genting,” ungkap Sela. Hal senada juga disampaikan Ida Ayu, model asal bali yang sengaja datang ke Jatiwangi sehari sebelum peragaan busana bahan genting dilakukan. Dia membawa beban di tubuhnya hingga kurang lebih seberat 8 kg, terdiri dari beha genting dan baju bagian belakang yang terbuat dari untaian genting yang diikat degan tali. Usai peragaan busana mereka melakukan pemotoan di sejumlah lokasi di pabrik genting dengan latar belakang tungku pembakaran genting, penjemuran genting, dekat mesin presan genting serta sejumlah tempat lainnya yang dianggap oleh pihak fotograper menarik. Ahmad Iyan Sultan penyelenggara fashion show mengatakan, apa yang dilakukannya untuk memperkenalkan fashion yang terbuat dari genting asal Jatiwangi. Tanah dan genting sendiri menurtnya dianggap identik dengan kehidupan sehari-hari. Tidak butuh waktu lama untuk mempersiapakan pakaian-pakaian untuk para model tersebut. Menurut Ahmad persiapan pembuatan baju hanya sekitar dua mingguan, mulai merancang pakaian dalam wanita bagian atas (beha) atau baju bagian belakang. “Baju dalam kami bentuk sederhana namun kami anggap cukup menarik, asal menutup dada wanita, kalau bagian belakangnya hanya mengikat genting kemudian bagian atas dibuat tali untuk dipasang ke bagian leher ,” jelas Ahmad Iyan. Pakaian dan peragaan inipun menurutnya juga keinginan para model sendiri yang mengambil tema yang sama. “Untuk mengundang mereka kami kirim lewat media sosial, dan ternyata mereka tertarik,” kata Ahmad Iyan.(Tati Purnawati/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat