kievskiy.org

Warga Berswadaya Membuat Film K.H. Ahmad Sanusi

WALI Kota Sukabumi, H. Mohamad Muraz, Senin (21/9/2015) tengah menyaksikan pembuatan film dokumenter KH Ahmad Sanusi. Pembuatan film sebagai bentuk akumulasi warga seiring  masih belum kunjung  dikukuhkan KH Ahmad Sanusi menjadi pahlawan nasional oleh pemerintah pusat.*
WALI Kota Sukabumi, H. Mohamad Muraz, Senin (21/9/2015) tengah menyaksikan pembuatan film dokumenter KH Ahmad Sanusi. Pembuatan film sebagai bentuk akumulasi warga seiring masih belum kunjung dikukuhkan KH Ahmad Sanusi menjadi pahlawan nasional oleh pemerintah pusat.*

SUKABUMI, (PRLM). Warga beramai-ramai membuat film K.H. Ahmad Sanusi. Pembuatan film tokoh ulama kharismatik itu, merupakan bentuk "protes" karena KH Ahmad Sanusi sampai sekarang belum dikukuhkan sebagai pahlawan nasional. Warga beramai-ramai membuat film sosok ulama besar pimpinan Pondok Pesantren Gunung Puyuh itu, dengan biaya udunan dan rereorang warga di Kelurahan Subangjaya RW 14, kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. “Almarhum merupakan sosok pahlawanan bagi masyarakat di Sukabumi. Kendati sampai saat ini, pemerintah masih belum kunjung untuk segera menganugerahkan gelar pahlawan nasional bagi K.H. Ahmad Sanusi,” kata seorang warga Subangjata, Ubun Ubaedillah, Senin (21/9/2015). Film yang berdurasi dua jam itu, kata Ubun Ubaedilah, tidak hanya menampilkan gambaran semasa KH Ahmad Sanusi masih kecil. Tapi saat menjadi pengasuh di pondok pesantren hingga sepakterjang ketika awal kemerdekaan dan perjuangan melawan penjajah menjadi bagian dalam film tersebut. “Kami berharap pembuatan film dapat menjadi refensi para pelajar lain untuk mencari sosok pahlawan. Karena KH Ahmad Sanusi merupakan sati dari sekian banyak pahlawan di Tanah Air ini,” ujarnya. Sebenarnya, upaya memperjuangakan gelar pahlawan nasional telah berulang kali dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi. Tidak hanya melakukan seminar, pembuatan buku sejarah sosok KH. Ahmad Sanusi, tapi berbagai upaya telah dilakukan. Begitupun ketika ratusan mahasiswa, pelajar dan guru sejarah yang tergabung Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah (MGMPS) mendesak pemerintah seiring Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Jawa Barat berhasil menemukan novum baru perihal sosok putra terbaik asal Sukabumi itu. Namun upaya yang dilakukan tidak meluluhkan pemerintah untuk segera merealisasikan harapan warga. “Desakan ini merupakan bentuk gugatan warga Sukabumi, terkait masih belum direalisasikan gelar pahlawan bagi KH. Ahmad Sanusi oleh pemerintah pusat. Apalagi tim TP2GD telah menemukan novum baru yang diperoleh dari Belanda,” kata Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah (MGMPS) Kota Sukabumi, ucap Dudung Koswara. Gelar pahlawan untuk ulama kharismatik itu, kata Dudung Koswara, merupakan sosok idola yang ideal tidak hanya bagi warga Sukabumi. Tetapi merupakan sosok serupa bagi seluruh masyarakat di Jawa Barat. Apalagi KH. Ahmad Sanusi merupakan satu-satunya anggota BPUPKI yang masih belum memperoleh gelar pahlawan. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Umat Isman (DPD PUI) Kota Sukabumi, Munandi Shaleh mengatakan warga Sukabumi mendesak Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan untuk segera merealisasikan harapan warga itu. Masyarakat tidak gubenrnur yang juga putra daerah kembali gagal melobi pemerintah pusat meloloskan gelar pahlawan disandang KH Ahmad Sanusi. “Kami berharap tahun ini, gelar pahlawan nasional disandang KH Ahmad Sanusi dapat segera terwujud. Apalagi harapan ini sudah lama diidam-idamkan warga Sukabumi. Masa untuk kedua kalinya, Ahmad Heryawan menjadi gubernur jabar, gagal memperjuangan ulama besar ini menyandang gelar pahlawan,” katanya. Untuk merealisasikan harapan masyarakat, sejumlah tokoh masyarakat, ulama, akademis dan budayawan mendorong pembangunan museum KH.Ahmad Sanusi. Mereka bersepakat melelang biaya pembangunan musium kyai kharismatik itu. “Kami berharap keberadaan musium KH Ahmad Sanusi dapat membuka mata dan hati para pemegang kebijakan. Kyai kharismatik ini, layak memperoleh gelar pahlawan nasional. Untuk mewujudkannya, kami akan membangun museum KH Ahmad Sanusi dengan cara dilelang keseluruh warga,” kata Ketua Tim Wakap Laskar Uang Zakat, Infak, Shodakoh dan Wakap (Ziswa) Sukabumi, Fajar Laksana. Museum KH Ahmad Sanusi, kata Fajar Laksana diharapkan akan menjadi salah satu terobosan untuk memujudkan cita-cita warga Sukabumi. Apalagi dimusium itu, tidak hanya mengenai biografi pendiri Persatuan Umat Islam (PUI). “Tetapi berkas dan buku perjuangan semasa beliau menjadi anggota BPUPKI bersama-sama para tokoh, dan ulama lainnya akan menjadi wahana pembelajaran para pelajar,” katanya. Walikota Sukabumi, Mohamad Muraz memberikan apresiaasi pembuatan film tersebut. Apalagi pembuatan film diharapkan dapat mendorong gelar palhlawan nasional dapat disandang panutan Sukabumi itu, merupakan keinginan seluruh masyarakat di Kota dan Kabupaten Sukabumi sejak lama. “Tidak ada keraguan lagi, pemerintah untuk segera memberikan gelar kehormatan bagi putra terbaik asal Sukabumi. Gelar pahlawan tentunya menjadi kebanggan bagi masyarakat seluruh warga di Jawa Barat,” katanya. (Ahmad Rayadie/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat