kievskiy.org

Luas Areal Terbakar di Gunung Ciremai Mencapai Ratusan Hektare

AMUKAN api saat membakar lereng timur laut kawasan puncak Gunung Ciremai pada ketinggian sekitar 2.750 meter di atas permukaan laut tanggal 18 Agustus 2015 lalu.*
AMUKAN api saat membakar lereng timur laut kawasan puncak Gunung Ciremai pada ketinggian sekitar 2.750 meter di atas permukaan laut tanggal 18 Agustus 2015 lalu.*

KUNINGAN, (PRLM).- Luas lahan terbakar di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai selama musim kemarau ini, terukur Balai Taman Nasional Gunung Ciremai sedikitnya telah mencapai sekitar 120 hektare. Angka tersebut, baru terhimpun pihak BTNGC dari hasil pengukuran pada titik-titik area TNGC yang terbakar di belahan wilayah Kabupaten Kuningan. Kepala BTNGC Padmo Wiyoso didampingi Kepala Resort Cigugur Idin Abidin, menyebutkan, selama musim kemarau ini kawasan TNGC di belahan Kabupaten Majalengka pun, banyak yang terbakar. Bahkan menurut Idin Abidin yang juga anggota Manggala Agni (brigade pengendalian kebakaran hutan) kawasan TNGC yang terbakar di belahan Majalengka pada musim kemarau ini diperkirakan lebih luas dibanding di belahan wilayah Kuningan. "Di sana (belahan Majalengka-red), titik-titik area yang terbakarnya kelihatannya lebih banyak dan lebih luas, tetapi sementara ini hasil pengukurannya belum semua terhimpun di BTNGC," kata Idin Abidin, Jumat (2/10/2015). Sementara, kebakaran kawasan TNGC di belahan Kuningan selama kemarau ini sudah melanda di tujuh titik area terpisah. Kebakaran pertama, terjadi pada malam lebaran idul fitri tanggal 16 Juli 2015 di melanda kawasan TNGC di Blok Cirendang sebelah selatan objek wisata Talagaremis. Kemudian, menyusul terjadi di lereng utara kawasan puncak Gunung Ciremai pada pertengahan hingga akhir Agustus. Lainnya, berulang kali terjadi di sekitar Blok Cirendang, lalu di Blok Lambosir pada tanggal 18 September, dan kebakaran ke-tujuh kali melanda areal hutan TNGC sekitar Desa Gunungsirah, Kecamatan Darma, pada tanggal 30 September 2015. Dari 7 kejadian di tujuh titik area terpisah itu, kebakaran di lereng utara puncak gunung tersebut merupakan peristiwa kebakaran terhebat dengan lahan terbakar paling luas pada kemarau ini. Luas area terbakar di lereng utara puncak gunung berapi tertinggi di Jawa Barat itu, terukur BTNGC mencapai sekitar 106 hektare, menghanguskan hamparan tumbuhan bunga edelweis dan cantigi serta aneka tumbuhan perdu hiasan alami khas di bagian puncak Ciremai. Padmo Wiyoso didampingi Idin Abidin, menyakinkan api pemicu kebakaran-kebakaran di kawasan Gunung Ciremai bukan api muncul dari alam, tetapi dipastikan berasal dari aktivitas orang. "Entah karena kelalaian atau disengaja orang, sementara ini belum diketahui pasti. Namun, kami yakin api pemicunya berasal dari aktivitas orang," ujar Idin Abidin. Untuk mengantisipasi terulangnya kembali kebakaran di kawasan TNGC pada musim kemarau ini, pihak BTNGC sejak sepekan terakhir telah meningkatkan pengawasan pada kawasan gunung tersebut. Di antaranya dengan menempatkan petugas dan masyarakat dari kelompok-kelompok mitra BTNGC, piket bergiliran di sejumlah titik yang biasa dijadikan jalan masuk orang ke kawasan gunung tersebut. Selain itu, untuk mengantisipasi ancaman kebakaran di gunung tersebut, semua jalur pendakian menuju puncak Gunung Ciremai sementara ini ditutup dulu untuk aktivitas pendakian. Penutupan semua jalur pendakian gunung tersebut, mulai diberlakukan BTNGC sejak tanggal 16 Agustus 2015 hingga batas waktu yang belum ditentukan.(Nuryaman/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat