kievskiy.org

Tiga Paket Sumur Dalam Tipe Artesis Bantuan BNPB Kini tak Berfungsi

SEORANG warga berdiri dekat bangunan tower bak air bersih paket sumur bor dalam bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2013 di Desa Sukadana, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Selasa (3/11/2015). Paket sumur bor untuk membantu kebutuhan air bersih warga di desa tersebut sudah dua bulan mengering karena kemarau.
SEORANG warga berdiri dekat bangunan tower bak air bersih paket sumur bor dalam bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2013 di Desa Sukadana, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Selasa (3/11/2015). Paket sumur bor untuk membantu kebutuhan air bersih warga di desa tersebut sudah dua bulan mengering karena kemarau.

KUNINGAN, (PRLM).- Tiga di antara enam paket sumur dalam tipe artesis bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2013 di Kabupaten Kuningan, pada musim kemarau ini mati fungsi alias tidak mengeluarkan air. Ketiga sumur bor bantuan BNPB yang mati fungsi itu, berada di Desa Sukadana, Kecamatan Cibeureum, Desa Margamukti, Kecamatan Cimahi, dan yang dibuat di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber. Sebelumnya, bahkan pada musim kemarau tahun 2014 tiga sumur bor bantuan BNPB yang disalurkan ke Kuningan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kuningan di tiga desa tersebut menurut staf kedaruratan dan logistik BBPBD Kuningan Sofyan, berfungsi normal mengeluarkan air untuk kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Namun, menurutnya, berdasarkan laporan dari tiga kepala desa tersebut, sumur bor bantuan BNPB di tiga desa itu pada musim kemarau sekarang tidak berfungsi. "Penyebabnya menurut keterangan sementara, ada yang air sumurnya mengering karena kemarau dan di antaranya ada juga yang mengalami gangguan teknis pada unit mesin pompa airnya," kara Sofyan, kepada "PRLM" Selasa (3/11/2015) dibenarkan juga keterangan senada rekan kerjanya di seksi kedaruratan dan logistik BPBD Kuningan Yayat Sudrajat. Di tempat terpisah Kades Sukadana, Kecamatan Cibeureum Taska Ependi, menyebutkan sumur bor bantuan BNPB di desanya, sudah tidak mengeluarkan sejak dua bulan lalu. Dia menduga kuat hal itu terjadi karena kandungan air tanah di bagian bawah ujung pipa sumur bor itu sudah mengering akibat kemarau. "Sampai sekarang sambungan listrik PLN penggerak mesin pompanya masih terhubung aktif, tetapi sejak dua bulan terakhir mesin pompa air tenaga listrik paket sumur bor itu sama sekali tidak bisa menyedot dan mengangkat air dari sumurnya itu," kata Taska Ependi, seraya menyebutkan kedalaman sumur bor bersumber dari bantuan BNPB di desanya itu, dibuat mencapai sekitar 25 meter. Sementara itu, berdasarkan catatan "PRLM", pada tahun 2013 Kabupaten Kuningan mendapat bantuan enam paket sumur dalam tipe artesis dari BNPB. Paket tersebut berupa pembuatan sumur bor plus mesin pompa air tenaga listrik berikut penyambungan listrik PLN, bangunan tower bak penampung air, bak pembagi dan pipa penyalur air dari bak penampun awal ke bak pembagi airnya. Enam paket bantuan tersebut, diarahkan BPBD Kuningan dan dibuat di sekitar permukiman penduduk langganan kekurangan air bersih pada musim kemara di enam desa. Tiga desa di antaranya, yaitu di tiga desa tersebut tadi. Tiga paket lainnya dibuat di Desa Rajawetan dan Tajurbuntu, Kecamatan Pancalang, dan satu paket lagi dibuat di Desa Cantilan, Kecamatan Selajambe. "Paket sumur bor bantuan BNPB yang dibuat di Desa Rajawetan, Tajurbuntu, dan Desa Cantilan, sampai sekarang masih berfungsi normal, malahan di antaranya pendistribusian airnya sudah ada yang dikembangkan melalui pemasangan jaringan pipa ke sejumlah rumah penduduk di sekitarnya," ujar Sofyan. Karena fungsi dan manfaatnya itu, BPBD Kuningan pada bulan Juni 2015 sempat mengajukan permohonan enam paket bantuan serupa ke BNPB untuk enam desa lainnya yang sering dilanda krisis air pada musim kemarau. Namun, menurut Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Agus Mauludin didampingi Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Ayip Sutrisno, usulan pihaknya itu belum direalisasi pihak BNPB. "Sebagai tanggapan atas usulan kami tersebut, BNPB sementara ini baru menawarkan sebanyak dua paket bantuan penanggulangan krisis air bersih ke Kuningan, tetapi bukan lagi berupa paket sumur bor melainkan berupa penyaluran air melalui pipa dari sumber mata air ke desa atau permukiman penduduk rawan krisis air bersih," kata Ayip Sutrisno.(Nuryaman/A-89)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat