kievskiy.org

Empat Tahun Pompa Air Bantuan Provinsi Mangkrak

WARGA Desa Selamanik, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis menunjukkan pompa air bantuan Provinsi Jawa Barat yang rusak, setelah empat tahun terakhir tidak terpakai, karena kesulitan biaya operasional, Kamis (5/11/2015). Pembangunan pompa air yang menelan anggaran besar itu hanya beroperasi selama 3 tahun.*
WARGA Desa Selamanik, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis menunjukkan pompa air bantuan Provinsi Jawa Barat yang rusak, setelah empat tahun terakhir tidak terpakai, karena kesulitan biaya operasional, Kamis (5/11/2015). Pembangunan pompa air yang menelan anggaran besar itu hanya beroperasi selama 3 tahun.*

CIAMIS, (PRLM).- Terkendala biaya operasional serta khawatir terjadi perebutan air dan pengelolaan, mesin pompa air bernilai ratusan juta rupiah bantuan Pemprov Jabar di Desa Selamanik, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, sejak empat tahun ini mangkrak, terbengkalai. Padahal, keberadaan mesin pompa air tersebut sebelumnya menjadi andalan pemenuhan air bersih di saat musim kemarau. Pantauan di lokasi bangunan mesin pompa air, tepatnya berada di Dusun Selacai RT 13/11, Desa Selamanik, Kecamatan Cipaku, Kamis (5/11/2015), bangunan tempat mesin pompa air terlihat kotor, tidak terawat. Di bagian luar terdapat pipa besar yang sudah berkarat, tanaman menjalar pada bagian pipa, maupun pagar yang sudah berkarat. Pintu masuk juga sebagian sudah tidak ada, dan sebagain lainnya sudah keropos dimakan usia. Ketika masuk ke dalam bangunan, sebuah mesin pompa air berukuran besar terlihat kotor. Beberapa panel untuk mengoperasikan mesin juga terlihat kering dan berkarat. Selain itu bagian panel pengatur jaringan dan kekuatan pompa yang ditempel di tembok terlihat kusam. Sebuah mesin pompa air berukuran kecil tampak masih menyala. Air dari pompa air yang baru dipasang sekira empat bulan lalu, dialirkan ke penampung air yang ada di masjid, untuk kepentingan warga. Jajang Rasid warga Selacai, mengungkapkan pompa air tersebut sudah empat tahun tidak dioperasikan sama sekali. Hal itu disebabkan karena terkendala tidak adanya biaya operasional. Selain itu juga adanya ketidakpastian pihak pengelola mesin tersebut, apakah diserahkan kepada warga dusun atau pihak desa. "Selain biaya operasional, juga karena warga merasa bingung siapa yang harus mengelola mesin. Selain itu juga mengantisipasi terjadinya perebutan air bersih," ungkapnya. Dia mengatakan bahwa air bersih dari mesin pompa itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan warga satu dusun. Karena tidak ada kejelasan, warga dusun lain juga meminta agar air bersih juga dialirkan ke wilayahnya. "Lokasinya berada di wilayah kami, masa tidak bisa menikmati air dari pompa tersebut. Daripada ribut, lebih baik tidak dioperasikan saja. Selain itu pihak desa juga tidak tegas menyangkut status pompa air," ujarnya. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, lanjutnya sejak empat bulan lalu dipasang mesin pompa berukuran kecil. Air dari sumur bor tersebut selanjutnya dialirkan ke penampung air yang ada di masjid. "Kami juga memindahkan penamung air ke dekat masjid, sebelumnya jauh dari tempat itu. Sekarang warga dapat memanfaatkan air," kata Jajang. Sementara itu Ketua RT 13/ RW 11, Ateng Permana mengatakan bahwa pembangunan pompa air tersebut berasal dari inisiatif H. Iding, salah seorang tokoh masyarakat setempat. Pompa air itu dimaksudkan membantu warga yang mengalami kesulitan air bersih. "Kami juga sudah memertanyakan hal itu ke desa, akan tetapi juga tidak ada kepastian. Daripada muncul perebutan pengelolaan dan pemanfaatan, hasil kesepakatan mesin pompa lebih baik tidak dioperasikan. Sebelumnya ada perawatan, tetapi sudah empat tahun dibiarkan sampai rusak," ujarnya. Terpisah Kepala Desa Selamanik, Dede Yahdi yang belum lama menjadi kepala desa mengatakan berdasar keterangan yang diterimanya, mesin pompa air bantuan Provinsi Jabar senilai Rp 200 juta. Keberadaan fasilitas itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang disalurkan ke rumah warga. "Kami prihatin dengan kondisi itu, karena mesin pompa tidak bisa dimanfaatkan, rusak. Kami berencana mengumpulkan pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Bagaimana pun juga mesih tersebut sangat membantu warga, terutama ketika musim kemarau," ujarnya.(nurhandoko wiyoso/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat