kievskiy.org

Hujan di Lereng Gunung Sawal, Saluran Irigasi Nanggela Jebol

KOLAM ikan yang hancur menyusul jebolnya saluran irigasi Naggela, di Dusun Cinutug, Desa Selacai, Kecamatan Cipaku, Jumat ( 6/11/2015). Hancurnya saluran itu bersamaan dengan meningkatnya debit air menyusul turunnya hujan lebat di bagian hulu.*
KOLAM ikan yang hancur menyusul jebolnya saluran irigasi Naggela, di Dusun Cinutug, Desa Selacai, Kecamatan Cipaku, Jumat ( 6/11/2015). Hancurnya saluran itu bersamaan dengan meningkatnya debit air menyusul turunnya hujan lebat di bagian hulu.*

CIAMIS, (PRLM).- Tanggul saluran irigasi Nanggela di Dusun Cinutug, Desa Selacai, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis jebol, menyusul naiknya debit air paska turun hujan pertama di bagian hulu. Sebelas kolam serta 1 hektare persawahan yang mulai mengeluarkan malai padi jadi rusak. Pantauan PR Online di lokasi, Jumat (6/11/2015) belasan warga Desa Selacai tampak gotong royong memerbaiki tanggul berikut saluran irigasi yang jebol. Beberapa pemilik kolam juga memperbaiki kolamnya yang kering. Sedangkan kolam yang terendam lumpur tebal, tampak masih dibiarkan. Seluruh ikan di kolam juga hilang terbawa banjir. Besarnya aliran air , juga sempat mengaikbatkan ruas jalan desa di sekitar lokasi terendam banjir hingga satu jam. Saluran irigasi yang rusak tersebut juga tampak sengaja ditutup, hingga tidak ada lagi airnya. Direncanakan, pada saluran irigasi dipasang paralon, sehingga air tetap mengalir untuk mengari persawahan yang selama ini mengandalkan pasokan air dari irigasi tersebut. Empat desa dimaksud, yakni Desa Selacai dan Mekarsari, di Kecamatan Cipaku, serta Desa Salakarya dan Sukadana, di Kecamatan Sukadana. Mantri Pengairan Irigasi Nanggela, Undang Mahmud, mengungkapkan jebolnya saluran tanggul irigasi terjadi Kamis (5/11/2015) sekira pukul 12.30 WIB. Bermula ketika debit air irigasi yang mengaliri persawahan seluas 300 hektar tersebut meningkat. Peningkatan debit air, berkenaan dengan turunnya hujan lebat pada bagian hulu irigasi yang ada di wilayah kaki Gunung Sawal. "Sebenarnya saat kejadian debit air sedikit di atas normal, karena sebelumnya surut akibat kemarau, sehingga terlihat besar. Arus di sekitar lokasi yang jebol itu memang lebih deras, karena tidak jauh dari pintu air," jelasnya. Dia memerkirakan, saat kemarau, bagian tanggul dan saluran irigasi banyak yang retak, hanya saja hal itu tidak tampak dari luar, karena bagian tembok juga terlihat tidak berubah. Ketika air meresap ke dalam tanah, badan tanggul sedikit demi sedikit tergerus air. "Jadi begitu debit meningkat, ditambah tanggul yang sudah keropos jenuh air, akhirnya jebol. Semakin lama bertambah besar, membentuk rongga hingga menyedot seluruh air melimpah dari titim yang jebol. Tidak hanya yang dari atas, air disaluran setelah lokasi yang jebol ikut tertarik, " ungkapnya. (nurhandoko wiyoso/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat