kievskiy.org

Sebagian Petani Percaya Kerbau Lebih Baik dari Traktor

SUKABUMI, (PRLM).- Dua pekan hujan mengguyur Sukabumi,Kamis (12/11/2015) aktivitas pemilik kerbau mulai bergeliat. Meski kalah bersaing dengan pemilik traktor, tapi keberadaan kerbau memasuki musim tanam masih dimamfaatkan para petani. Terutama petani yang memiliki lahan pertanian di pinggir perkampungan. Seperti petani di Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, masih memamfaatkan jasa kerbau hingga kini masih tetap tetap eksis. Setiap musim tanam, keberadaan kerbau dimanfaatkan para petani untuk menggarap lahan pertanian. Mereka percaya proses membajak dengan menggunakan binatang kuat satu ini, hasil tanam akan lebih baik dari pada menggunakan traktor. Selain menggaruk atau membajak dengan menggunakan kerbau lebih baik dibandingkan dengan traktor, juga hasil lahan persawahan yang dibajak lebih dalam. “Bahkan saat bibit ditanam akan lebih merata. Sedangkan menggunakan traktor hanya tergali permukaan tanahnya,” kata warga Wangunreja, Taryana, Kamis (12/11/2015). Hanya saja, lanjut Taryana, olahan memanfaatkan kerbau relatif memakan waktu cukup lama dibandingkan dengan petani yang memanfaatkan alat pembajak mesin itu. Garapan kerbau memakan waktu hingga dua hari setiap petaknya. “Sedangkan menggunakan traktor cukup lima hingga enam jam saja,” jelasnya. Tapi keuntungan memanfaatkan kerbau, menurut Taryana, lebih murah bila dibandingkan dengan traktor. Setiap petak, kami hanya membayar ke pemilik kerbau hanya kisaran Rp 50.000 hingga Rp. 60.000/hari. Sementara biaya sewa traktor untuk pembajak sawah mencapai kisaran Rp 70.000 hingga Rp 85.000/petak. “Dulu, kami menyewa traktor hanya sebesar Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu. Tapi kini dengan dalih harga suku cadang naik, kami harus membayar dua kali lipat,” kata petani di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Solihin. Penyedia jasa sewa traktor di Kecamatan Tegalbuleud, Asep Karmana membenarkan adanya kenaikan harga sewa traktor. Kenaikan seiring kenaikan harga BBM berupa solar yang semula di tingkat eceran sebesar Rp 7.000/liter hingga Rp 75.00/liter, dan kini naik menjadi naik sebesar Rp 10.000/liter. “Kalau tidak dinaikan, otomatis kami sebagai penyedia jasa sewa traktor harus menanggung kerugian besar, apalagi kenaikan harga BBM berupa solar dirasakan sangat tinggi dan memberatkan. Belum naiknya harga suku cadang,” katanya. Camat Tegalbuleud Sujana membenarkan adanya keluhakan dari petani. Mereka sangat berharap kenaikan harga dan tarif terkait pengolahan sawah dapat memperoleh perhatian dari pemerinta. Kendati kenaikan tidak bisa dielakan, tapi para petani berharap harga gabah dapat segera dinaikan pemerintah. “Mereka sangat berharap ada itikad pemerintah untuk membantu petani dengan mendorong kenaikan harga gabah kering giling. Sehingga kenaikan sejumlah aspek pertanian termasuk kenaikan traktor bajak dapat dioptimalkan,” katanya. (Ahmad Rayadie/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat