kievskiy.org

Petani Cabai dan Tomat Terancam Merugi

SEORANG petani cabai di Kampung Karawang Girang, Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi, Jumat (13/11/2015) memanen hasil bertaninya. Aktivitas mereka kini dibayang-bayangi gagal panen seiring hama wereng dan poken menyergap tanamannya.*
SEORANG petani cabai di Kampung Karawang Girang, Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi, Jumat (13/11/2015) memanen hasil bertaninya. Aktivitas mereka kini dibayang-bayangi gagal panen seiring hama wereng dan poken menyergap tanamannya.*

SUKABUMI, (PRLM).- Puluhan hektare lahan perkebunan tomat dan cabai milik petani di Kampung Karawang Girang, Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi, Jumat (13/11/2015) dibayang-bayangi gagal panen seiring serangan hama. Hama wereng dan poken menyergap lahan tanaman tomat yang telah berlangsung hampir tiga pekan pascahujan deras mengguyur Sukabumi itu, mengakibatkan petani merugi hingga mencapai ratusan juta rupiah. Serangan hama yang berlangsung secara sporadis kini sulita dikendalikan para petani tomat. Kendati upaya mengendalikan hama telah dilakukan, tetapi pertumbuhan tanaman tidak stabil. “Serangan hama sangat merugikan petani, pertumbuhan tanaman tidak stabil sehingga panen diperkirakan tidak optimal,” kata petani cabai di Kampung Karawang Girang, Wiwin Mintarsih, Jumat (13/11/2015). Kendati hasil keringat petani masih bisa dipanen, kata Wiwin, penurunan hingga mencapai 20 persen hingga 30 persen, diluar perkirakaan para petani.Padahal masa panen kali ini merupakan harapan petani untuk mengganti kerugian saat memasuki musim kemarau lalu. “Awalnya, kami berharap panen kali ini dapat mengganti kerugian musim kemarau lalu,” katanya. Serangan hama tidak hanya merusak buah cabai dan tomat, kata wiwin, tetapi telah merusak daun dan batang. Pertumbuhan yang relatif lamban sehingga ukuran kecil alias kerdil. Dengan buah tidak sesuai ukuran diduga akibat faktor cuaca. “Tidak hanya serangan hama, tetapi perubahan cuaca menyebabkan hasil bercocok tanam lamban,” ujarnya. Kerugian petani tomat dan cabai, kata Wiwin, terus membayang-bayangi petani. Selain serangan hama wereng, kini harga hasil bertani anjlok cukup signifikan. Harga kedua pertanian komoditas sentral sayur mayur di Kabupaten Sukabumi hanya kisaran Rp 10.000/Kg. Padahal sebelumnya, harga cabai mencapai Rp. 50.000 hingga mencapai Rp 60.000/Kg. “Petani dirugikan dengan harga jual dari petani turun dratis,” katanya. Untuk mengantisipasi kerugian lebih parah, para petani melakukan pola tanam dengan sisten tumpang. Pola yang diharapkan bergiliran panen, dapat mengendalikan harga. “Namun nyata-nyata upaya masih belum berhasil, apalagi memasuki musim tanaman harga pupuk malah melonjak tajam,” katanya. (Ahmad Rayadie/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat