kievskiy.org

Jalan Desa Longsor, Dusun Banjaran Kembalai Terisolasi

SUKARELAWAN dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kuningan Lili (berkostum oranye) menghimpun data dan keterangan kejadian longsor yang memutus jalan menuju Dusun Banjaran, di Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan, Kamis (19/11/2015). Longsor memutus satu-satunya jalan menuju dusun tersebut terjadi saat hujan lebat, Rabu (18/11/2015) sekitar pukul 17.00.*
SUKARELAWAN dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kuningan Lili (berkostum oranye) menghimpun data dan keterangan kejadian longsor yang memutus jalan menuju Dusun Banjaran, di Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan, Kamis (19/11/2015). Longsor memutus satu-satunya jalan menuju dusun tersebut terjadi saat hujan lebat, Rabu (18/11/2015) sekitar pukul 17.00.*

KUNINGAN, (PRLM).- Dusun Banjaran, di Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan, kini kembali terisolasi dari transportasi mobil. Pasalnya, pada bagian pintu masuk satu-satunya ruas jalan menuju dusun tersebut pada Rabu (18/11/2015) sore tersita longsor menyisakan lebar badan jalan sekitar 1,5 meter. Titik longsor memutus akses mobil menuju dusun tersebut, tepatnya berada di sekitar permukiman warga RT 3 RW 1, Desa Jabranti, atau di bagian awal masuk jalan menuju Dusun Banjaran. Titik longsor tersebut melanda bangunan tembok penahan tebing yang baru dibuat Pemkab Kuningan pada tahun anggaran 2015 didanai dari pos anggaran penanganan bencana. Teramati "PR" Kamis (19/11/2015) sekitar 10 meter tembok penahan tebing di tepi alur jalan tersebut ambruk menyeret bagian badan jalan selebar antara satu hingga dua meter. Menurut salah seorang warga Desa Jabranti yang rumahnya tepat berada di bagian atas jalan terseret longsor tersebut, longsor TPT menyita badan jalan itu terjadi pada saat hujan lebat, Rabu (18/11/2015) sekitar pukul 17.00. "Saat itu, saya mendengar suara beleduuuug seperti ledakan dari arah sini, disertai merasakan ada getaran tanah seperti gempa bumi. Ternyata suara seperti ledakan dan getaran seperti gempa itu, berasal dari longsor ini," tutur Sarinengsih (29) sambil menunjuk titik longsor tersebut dari halaman samping rumahnya. Hal itu juga dibenarkan Kepala Dusun Banjaran Rusdiana yang sedang menyertai sukarelawan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kuningan, menghimpun keterangan dan data kejadian longsor tersebut. Dalam kesempatan itu, Rusdianya menyebutkan, selain itu di sekitar pertengahan jalan dusunnya itu saat ini juga ada satu titik longsor menyita badan jalan. Akibatnya, satu-satunya ruas jalan menuju Dusun Banjaran sepanjang lebih kurang 3 Km dengan lebar rata-rata sekitar 3 hingga 4 meter itu, kini nyaris tak memungkinkan lagi ditembus mobil. Terlebih ratusan meter panjang badan jalan pada bagian awal masuk dan di pertengahan jalan tersebut masih berupa alur tanah tanpa lapisan batu pengeras jalan. Rusdiana dibenarkan sejumlah warganya termasuk warga di Desa Jabranti, menyebutkan, kondisi jalan tersebut praktis sering menghambat dan menambah beban biaya transportasi perekonomian. Bahkan, pada musim-muism hujan menurut mereka, jika ada warga Banjaran yang sakit dan perlu dibawa ke rumah sakit terpaksa harus ditandu, karena tidak ada mobil yang sanggup menembus dusun tersebut. Sejauh pantaaun "PR" Online hingga Kamis (19/11/2015) siang, titik longsor menyita bagian jalan tersebut tadi belum mendapat penanganan baik dari masyarakat, pemerinta desa, maupun pihak terkait lainnya. Kecuali itu, pada Kamis (19/11/2015) baru ada sukarelawan mitra BPBD Kabupaten Kuningan datang ke lokasi untuk melihat dan menghimpun data serta keterangan seputar longsor tersebut. Sementara itu, Dusun Banjaran yang kini dihuni sekitar 217 kepala keluarga itu letaknya berada di bagian tenggara Kabupaten Kuningan berbatasan dengan Kabupaten Cilacap dan Brebes, Jawa Tengah, tersekat pegunungan Gunung Pojoktiga tempat situs Batunaga berada. Dusun Tersebut selama ini hanya memiliki satu akses jalan sepanjang lebih kuang 3 Kiometer. Satu-satunya ruas jalan menuju dusun tersebut, menurut keterangan warganya sejak dulu belum pernah diaspal. Baru pada tahun 2015 ini bagian jalan itu mendapat pengaspalan didanai bantuan anggaran dari Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 500 juta. Namun, pengaspalan jalan itu hanya mencapai sepanjang lebih kurang 1 Km di bagian ujung jalan sekitar permukiman warga Dusun Banjaran. Sementara bagian jalan pintu masuknya sampai dengan titik awal jalan baru teraspal itu hingga saat ini masih berlapiskan batu-batu pengeras jalan seadannya buatan masyarakat. Bahkan ratusan meter di antaranya masih berupa alur tanah, sehingga kalau pun tidak terputus longsor, pada musim hujan dusun tersebut masih sangat sulit ditembus mobil. Kecuali mobil berpenggerak empat roda atau mobil pick-up sopir-sopir yang sudah berpengalaman menembus medan jalan licin berlumpur.(Nuryaman/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat