kievskiy.org

Sejak Masuk Pesantren di Subang, Perilaku Ahmad Berubah

FATHUL Haris (33), warga setempat, memaparkan pribadi korban tewas bom Sarinah, Ahmad Muhazab (25), di lingkungan masyarakat, Desa Kedungwungu Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu, Jumat (15/1/2016).*
FATHUL Haris (33), warga setempat, memaparkan pribadi korban tewas bom Sarinah, Ahmad Muhazab (25), di lingkungan masyarakat, Desa Kedungwungu Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu, Jumat (15/1/2016).*

INDRAMAYU, (PRLM).- Ahmad Muhazab (25), warga Desa Kedungwungu Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu yang menjadi korban pengeboman Sarinah, dikenal pendiam di kalangan warga. Bahkan, setelah masuk Pesantren Miftahul Huda di Kabupaten Subang, pandangan agamanya menjadi berubah. Fathul Haris (33), tetangga korban, menilai sosok Ahmad Muhazab dikenal warga sangat tertutup. Setelah Ahmad masuk Pesantren Miftahul Huda di Subang beberapa tahun setelah lulus MTs. Sekitar 2-3 tahun kemudian, warga memandang ada perubahan mencolok pada pandangan agama Ahmad. "Azan dan qomat sendiri, tidak mau berjemaah. Kalau pakai celana yang ngatung," ucapnya. Menurut dia, warga heran dengan perubahan sikap Ahmad yang begitu drastis sejak "nyantri" di salah satu pesantren di Subang. "Padahal, almarhumah neneknya seorang ustazah," katanya. Ketua RT setempat, Sobari, pun mengamini pernyataan Haris. Setelah belajar pesantren di Subang, perilakunya berubah dan sering selisih paham masalah fikih. "Pernah ribut soal adat keagamaan, seperti marhaban. Apa mungkin anak ini didoktrin?" katanya. Miftah Hariri, tetangga sekaligus teman dekat korban, mengaku sempat tiga tahun satu kosan pada 2010-2012 di Jakarta, tepatnya di Kampung Bulak Klender, Jalan I Gusti Ngurah Rai, DKI Jakarta. "Saya kuliah ketika itu, sedangkan dia jualan, tapi sering bolak balik pesantren," tuturnya. Menurut dia, Ahmad mulai merantau ke Jakarta pada 2009 dan pernah bekerja di penjualan ban serta berdagang makanan dan mainan anak. Tahun 2013, Ahmad nikah dengan Putri Santi asal Magelang dan dari pesantren yang sama, yaitu Pesantren Miftahul Huda Subang. Miftah pun memandang ada perubahan sikap dalam pandangan agama Ahmad. "Kalau malam kita ketemu, saya suka bercanda kok salatnya beda," ujarnya. (Asep Budiman/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat