kievskiy.org

Serangan Burung Meningkat, Panen Padi Terancam Gagal

SAWAH di Kelurahan Cigasong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka dipasangi tali aneka warna dan tiangnya dipasangi kaleng serta plastik dan bebegig (orang-orangan). Hal itu dilakukan petani untuk mengusir burung pipit yang menyerang padi hingga rusak.*
SAWAH di Kelurahan Cigasong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka dipasangi tali aneka warna dan tiangnya dipasangi kaleng serta plastik dan bebegig (orang-orangan). Hal itu dilakukan petani untuk mengusir burung pipit yang menyerang padi hingga rusak.*

MAJALENGKA,(PRLM).- Ribuan burung pipit menyerang padi yang mulai berisi dan menguning di Kelurahan Simpeureum dan Cigasong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka. Akibat serangan tersebut sebagian tanaman rusak dan nyaris tak bisa dipanen. Menurut keterangan sejumlah petani Juki, Sumed dan Nunu, burung pipit ini menyerang tanaman mulai pagi hingga sore hari. Burung-burung bergerombol hinggap di tangkai padi hingga bulir padi rusak nyaris tidak tersisa. Kondisi tersebut terus terjadi seolah burung-burung ini mengerti harus makan bergiliran. “Serangan semakin mengganas terutama saat sore hari atau menjelang hujan, burung-burung hinggap di sawah hingga nampak menghitam, “ ungkap Sumed yang sawahnya berada di Blok Salado, Kelurahan Simpeureum seluas setengah bau (250 bata). Untuk menjaga semakin rusaknya padi Juki dan Nunu berusaha memasang orang-orangan dan kokoprak (Sunda: bebeging) disetiap sudut petakan sawah, selain itu memasang tali aneka warna yang dibentangkan ke setiap sisi pematang dan tiangnya di gantungi kaleng. Bila tali di tarik akan terdengar suara kaleng yang membentur tiang sandarannya. Dengan cara seperti ini petani berharap burung akan mudah diusir. Namun tentu harus terus ditunggui, bila tidak ternyata burung-burung tetap hinggap di tangkai padi dan memakan padi dengan leluasa. Berbeda dengan Juki, sawahnya di Blok Titisara selua satu bau, dia malah membiarkan sawahnya tidak dipasangi bebeging ataupun kokoprak, akibatnya tangkap padinya rusak nyaris tak ada buahnya. “Tanaman padi ketan milik saya baru berisi, sepertinya burung ini mengisap bulir yang rasanya mungkin manis sehingga serangan burung hampir ribuan setiap harinya, apalagi kalau sore hari,” ujar Juki. Menurut Juki, Mamah dan Nana bila muncul serangan burung yang cukup mengganas, biasanya ada orang atau pedagang burung dari wilayah utara yang berusaha menjaring burung-burung tersebut. Setiap kali menjaring bisa diperoleh hingga ratusan burung. “Sekarang mah ngga ada tukang jaring burung, biasanya sih ada orang wilayah Indramayu atau Jatitujuh yang sengaja datang untuk menjaring,” kata Nana. Munculnya serangan burung yang cukup mengganas ini menurut mereka diduga burung yang keaparan setelah musim kemarau panjang hingga kekurangan makanan, selain itu sawah di hampir semua wilayah kondisinya baru mulai pemupukan kedua dan menyiangi, sehingga ketika ada sawah yang padinya mulai berisi langsung diserang. “Harusnya memang kalau tanam bareng-bareng agar serangan menyebar. Sekarang ini disekelilingnya baru dipupuk sementara ada sawah yang mengining jadi pantas diserbu burung, dan serangan burung ini sulit dihindari, terkecuali seharian berada di sawah serta di sawahnya dipasangi kokoprak,” kata Nana. Bila sore hari burung-burung tersebut hinggap di sawah setelah itu terbang jauh dengan cara bergerombol, ada yang terbang ke arah timur ada pula yang ke selatan.(Tati Purnawati-Kabar Cirebon/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat