kievskiy.org

Program Bela Negara Terbentur Biaya dan Waktu

MENTERI Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, memandang program bela negara dapat mengantisipasi ancaman radikalisme saat memberikan kuliah umum bela negara di Graha Bela Negara, Jalan Cipanas, Kabupaten Garut, Senin (8/2/2016). Dari 380 ormas di Garut, baru sekitar 200 pucuk pimpinan ormas yang mengikuti diklat bela negara.*
MENTERI Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, memandang program bela negara dapat mengantisipasi ancaman radikalisme saat memberikan kuliah umum bela negara di Graha Bela Negara, Jalan Cipanas, Kabupaten Garut, Senin (8/2/2016). Dari 380 ormas di Garut, baru sekitar 200 pucuk pimpinan ormas yang mengikuti diklat bela negara.*

GARUT, (PRLM).- Program pendidikan dan pelatihan bela negara di Kabupaten Garut terkendala waktu, biaya, dan personel. Dari total 380 organisasi kemasyarakatan di Garut, baru sekitar 200 pimpinan ormas saja yang telah mengikuti diklat bela negara. Hal itu diutarakan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut, Asep Suparman seusai kuliah umum bela negara oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu di Graha Bela Negara, Jalan Cipanas, Kabupaten Garut, Senin (8/2/2016). "Kami sudah bicara dengan Direktur Bela Negara Kemenhan mengenai program bela negara Kemenhan. Bila sesuai program Kemenhan selama satu bulan, Garut terkendala dengan biaya dan personel sehingga sulit melaksanakan itu," ucapnya. Apabila setiap ormas di Garut dididik selama satu bulan, menurut Asep, akan sulit terealisasi. "Konsekuensinya cukup berat. Mereka punya keluarga dan pekerjaan. Saya ingin diskusi lagi dengan direktur bela negara perihal tersebut," katanya. Jika diklat bela negara dipaksakan selama satu bulan, Asep khawatir terjadi penolakan dari ormas. Dia mengaku memiliki agenda bela negara sesuai dengan berbagai pertimbangan, misalnya untuk pejabat selama lima hari dan dua hari untuk ormas. "Kalau lebih dari itu, khawatir bisa berontak," ujarnya. Asep menjelaskan, selama tahun 2015 sekitar 200 ormas dari total 380 ormas sudah mengikuti diklat bela negara yang diselenggarakan oleh Pemkab Garut. Sementara dalam program Kemenhan, sebanyak 17 orang dari 17 organisasi sudah mengikuti diklat bela negara. "Tapi, baru pimpinan ormas saja yang ikut diklat bela negara," tuturnya. Untuk itu, dia merencanakan pembinaan ormas meliputi anggota-anggotanya. Sejumlah ormas pun, ungkap Asep, menyatakan ingin mengadakan diklat bela negara di internal masing-masing. Dia mengaku siap memfasilitasi dengan merumuskan kurikulum dan metodenya. "Harapan kami semua ormas di Garut bisa mengikuti bela negara," ujarnya. Dengan memperkenalkan bela negara kepada ormas, diharapkan ketika menyampaikan aspirasi agar ada kepedulian terhadap negara, khususnya daerah. Dengan memahami konsep bela negara, dia berharap mereka berpikir dua kali untuk melakukan hal-hal yang tidak diharapkan. "Misalnya mencederai demokrasi dengan menyampaikan aspirasi yang berakhir anarkis," katanya. Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu menyebutkan program bela negara adalah salah satu cara mengantisipasi ancaman terhadap negara, termasuk radikalisme. "Radikalisme harus dilemahkan dulu. Kalau kita bersatu, radikalisme akan lemah. Tapi, kalau kita tidak peduli, radikalisme akan kuat," ungkapnya. (Asep Budiman/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat