kievskiy.org

Para Bandar Kaget, Harga Gabah Kembali Melonjak

APARAT desa dan pekerja sedang mengangkat beras Bulog untuk didistribusikan kepada keluarga miskin beberapa waktu lalu. Rasta kini sangat dibutuhkan masyarakat seiring dengan mahalnya harga gabah dan beras di pasaran.*
APARAT desa dan pekerja sedang mengangkat beras Bulog untuk didistribusikan kepada keluarga miskin beberapa waktu lalu. Rasta kini sangat dibutuhkan masyarakat seiring dengan mahalnya harga gabah dan beras di pasaran.*

MAJALENGKA,(PRLM).- Harga gabah kering giling di sejumlah wilayah di Kabupaten Majalengka kembali melonjak. Kenaikan harga mencapai Rp 30.000 per kuintal atau menjadi Rp 620.000 per kuintal. Kenaikan harga gabah tersebut berdampak pada kenaikan harga beras. Pada awal Februari lalu tepanya 2 Februari harga gabah sempat turun hanya mencapai 580.000 hingga Rp 590.000 per kuintal dari harga Rp 610.000 per kg yang penurunannya diduga dipicu oleh adanya musim panen di wilayah Jawa Tengah. Menurut keterangan sejumlah petani, harga gabah sebesar Rp 620.000 per kuintal ini terjadi sejak empat hari yang lalu, lonjakannya terjadi seketika dari Rp 590.000. “Kami juga kaget ketika ada bandar gabah keliling mencari gabah menawarkan harga mahal, karena akhir januari lalu harga sempat turun, sehingga ada sejumlah petani yang kaget dan menahan gabahnya tidak di jual,” kata Aris yang mengaku baru saja menjual gabahnya sebanyak 2 kw. Hada, bandar gabah menyebutkan kenaikan harga tersebut terjadi karena semakin minimnya stok gabah di tingkat petani sementara permintaan beras dari sejulah pasar seperti Pasar Induk Cipinang, Bandung, Boror dan sejumlah pasar lainnya cukup tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan gabah di penggilingan menurutnya, kini mencari gabah ke beberapa daerah seperti Bodas, Indramayu, Kabupaten Kuningan dan Kota Banjar, karena disejumlah wilayah tersebut gabah amsih tersedia di petani. “Lonjakan harga gabah ini wajar karena musim kemarau cukup lama sehingga stok gabah di petani minim, selama kemarau hanya sebagian kecil sawah yang bisa ditanami. Sementara musim panen pertama tahun ini masih cukup lama karena kondisi tanaman baru berusia dua bulanan saja,” ungkap Hada. Kenaikan harga gabah ini berdampak pula pada kenaikan harga beras di apsaran, harga beras yang sempat turun hingga Rp 9.500 per kg kini naik lagi menjadi Rp 10.500 per kg untuk jenis IR 64, pandan wangi Rp 13.000 per kg demikian juga dengan beras cianjur mencapai Rp 13.000 per kg. Sedangkan beras bulog yang beras di pasar mencapai Rp 9.000 per kg. Meski harga gabah dan beras cukup mahal stok beras di pasaran kini masih tersedia banyak, para pedagang beraspun mengaku masih mudah memperoleh beras dari pabrik penggilingan. (Tati Purnawati-Kabar Cirebon/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat