kievskiy.org

Debit Air Meningkat, Dikhawatirkan Saluran Induk Jebol

KONDISI air di Pintu Air Bendung Rentang, Desa Jatitujuh, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka meluap. Debitnya mencapai 200 meter kubik per detik, padahal biasanya hanya 164 meter kubik perdetik.*
KONDISI air di Pintu Air Bendung Rentang, Desa Jatitujuh, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka meluap. Debitnya mencapai 200 meter kubik per detik, padahal biasanya hanya 164 meter kubik perdetik.*

MAJALENGKA,(PRLM).- Meluapnya air Waduk Jatigede berdampak besar terhadap aliran air yang mengalir lewat Bendung Rentang di Desa Jatitujuh, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. Kondisi air di bendung sempat kritis hingga mencapai 700 meter kubik per detik. Saat ini debit air di Bendung Rentang mencapai 200 meter kubik per detik, padahal biasanya debit air di musim hujan hanya mencapai 164 meter kubik per detik. Debit air sebanyak itu sebagian besar kini dibuang kembali ke Sungai Cimanuk, sehingga hanya sebagian kecil yang dialirkan melalui Saluran Induk menjaga kemungkinan tanggul Saluran Induk jebol. Menurut keterangan petugas Jaga Pintu Air Bendung Rentang Dedi Supriadi, debit air yang disalurkan melalui dua Saluran Induk hanya sebagian kecil saja selain menjaga kemungkinan tanggul jebol, juga ada perbaikan tanggul di Saluran Induk Barat, Cikedung, Indramayu sepanjang beberapa puluh meteran. Sehingga air yang disalurkan melalui SI Sindupraja sebesar 27,7 meter kubik per detik dan SI Cipelang hanya sebesar 7,5 meter kubik per detik. “Air yang dialirkan melalui Saluran Induk disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tanggul, bila dipaksakan khawatir tanggul jebol karena beberapa titik diantaranya kondisinya cukup kritis,” ujar Dedi. Disampaikan Dedi meluapnya Bendung Jatigede tidak berpengaruh besar terhadap kondisi air di Bendung Rentang terlebih pada 31 januari lalu debit air sempat mencapai 700 meter kubik per detik. Selama curah hujan tinggi pihaknya harus terus memantau kondisi air dan melakukan koordinasi dengan Major Display (alat pengukur air manual) di Jembatan Monjot, Tambatan Indramayu dan Pokso Siaga Banjir di Cirebon untuk melakukan pengendalian air manakala debit air mencapai titik kritis. Manakala alat pengukur air di Monjot telah melebihi kapasitas maka air di bendung rentang harus segera di buang kembali ke Cimanuk, bila tidak maka sirine di bendung rentang akan berbunyi menandakan air akan meluap, dan tidak memungkinkan pintu air kedua saluran induk ditambah. “Sekarang ini debit air Sungai Cilutung ataupun Cimanuk cukup tinggi, sehingga kiriman air yang diterima ke Bendung rentangpun tinggi,” kata Dedi. Menurutnya pemantauan ke tanggul-tanggul saluran induk harus terus dilakukan terutama bila hujan turun cukup besar, karena tanggul biasanya jebol akibat hujan deras bukan karena luapan air yang disalurkan dari pintu bendung. “Tanggul bila terus diguyur hujan tanahnya akan lembek, dan itu akan memicu terjadinya longsor yang lama kelamaan tanggul akan jebol. Makanya pemantauan ke lapangan harus dilakukans etiap saat terutana bila hujan turun cukup besar,” kat Dedi.(Tati Purnawati-Kabar Cirebo/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat