GARUT, (PRLM).- Serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Garut cenderung menurun dalam dua tahun terakhir. Meskipun demikian, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mengimbau masyarakat agar menjaga kebersihan penampungan air serta mewaspadai zika dan chikungunya. "Tren penyakit DBD di Kabupaten Garut menurun dalam dua tahun belakangan," tutur Kepala Dinkes Kabupaten Garut, Tenny S Rivai, Kamis (18/2/2016). Berdasarkan catatan Dinkes Kabupaten Garut, tahun ini sebanyak 35 warga Kabupaten Garut telah terjangkit DBD hingga Februari. Akan tetapi, Tenny mengatakan tidak ada penderita yang meninggal dunia. Tenny menjelaskan, tahun 2014 ada 493 orang yang terjangkit, sedangkan tahun 2015 menurun menjadi 336 orang. Meskipun demikian, Dinkes Kabupaten Garut meminta masyarakat menjaga setiap tempat pengisian air. Menurut dia, pihaknya kerap menemukan jentik nyamuk ketika beberapa kali memeriksa tempat pengisian air milik masyarakat. Seperti diketahui, jentik nyamuk dapat menyebabkan demam berdarah dengue. Kekurangpahaman masyarakat disebutnya merupakan salah satu kendala dalam mengantisipasi kasus DBD. Tenny meniai masyarakat belum paham terhadap upaya pemberantasan dengan program menguras, mengubur, dan menutup (3M). Tenny mengimbau masyarakat selalu membersihkan tempat penampungan air setiap tiga hari sekali. Kalau tidak dilakukan, dia khawatir nyamuk bisa berkembang biak dalam waktu seminggu. "Semua bisa diantisipasi jika memahami caranya. Makanya, bak penampungan air harus diperiksa minimal tiga kali dalam seminggu," ujarnya. Di samping penyakit DBD, Tenny pun meminta masyarakat agar mewaspadai penyakit zika dan chikungunya. Kendati begitu, pihaknya belum menerima ada laporan warga menderita chikungunya. Mengenai dugaan banyak oknum yang mengaku dari Dinkes Garut dan menjual obat untuk mensterilkan bak penampungan air, Tenny mengaku tak pernah memerintahkan oknum tersebut. Seharusnya, kata Tenny, obat tersebut dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat. "Kami tidak pernah menyuruh menjual. Warga bisa minta langsung ke puskesmas dan gratis," ujarnya. Ketua RW 2 Kampung Sindanganom Desa Limbangan Tengah Kecamatan Limbangan, Endang, menyatakan, daerahnya sudah terbebas dari penyakit DBD dalam dua tahun terakhir. Dia menduga hal itu terjadi disebabkan Pasar Limbangan lama dibongkar dan direlokasi ke kampung tetangga. Sebelum adanya relokasi pasar, ungkap Endang, warganya kerap dijangkiti DBD. "Sekarang, alhamdulillah kampung kami bebas DBD," tuturnya. (Asep Budiman/A-88)***