kievskiy.org

Wilayah Ciamis Belum Bebas dari Flu Burung

CIAMIS,(PR).- Kalangan peternak unggas diminta meningkatkan tata laksana kebersihan serta kesehatan ternaknya, untuk mengantisipasi serangan flu burung, seperti yang terjadi di DKI Jakarta maupun Jawa Timur. Sampai saat ini wilayah tatar galuh Ciamis belum dinyatakan bebas dari penyakit avian influenza yang banyak mematikan unggas. "Sampai saat ini tatar galuh Ciamis belum dinyatakan bebas dari flu burung. Status Ciamis adalah sebagai daerah tertular, karena berbatasan dengan wilayah yang sebelumnya muncul serangan flu burung," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Ikan, dan Kesehatan Veteriner (Kesmavet) Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Nugrahawati, Kamis 24 Maret 2016. Dia mengatakan Flu burung masuk dalam kategori penyakit hewan menular strategis (PHMS). Penyakit tersebut dapat menimbulkan angka kematian tinggi, menimbulkan kerugian ekonomi besar, serta menim bulkan keresahan masyarakat. Lebih lanjut Nugrahawati mengatakan ada empat jenis penyakit yang menjadi fokus atau perhatian serius. Selain flu burung, yakni anthrak, rabies serta penyakit yang berisfat Zoonosis atau penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia. "Kami tengah gencar melaksanakan sosialisasi menyangkut PHMS. Karena penyakit tersebut tidak saja menimbulkan angka kematian tingghi, akan tetapi juga meresahkan masyarakat, serta kerugian ekonomi. Khusus untuk flu burung, Ciamis merupakan daerah tertular," jelasnya. Dia mengingatkan pelaku usaha peternakan unggas, lebih meningkatkan perhatian terhadap kondisi kebersihan dan kesehatan hewan ternaknya. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi munculnya serangan virus AI dengan melakukan vaksinasi , penyemportan cairan disinfektan. "Selain itu juga tingkatkan pertahanan peternakan dengan biosekuriti. Mencegah kontak antara ayam di dalam kandang dengan sumber penyakit. Hal itu memberi perlindungan dari penyebaran penyakit ke unit produksi," katanya. Terpisah Ketua Paguyuban Peternak Ayam Petelur Kabupaten Ciamis (P2APC), Kusnadi Akaw, menyatakan kebersihan kandang merupakan salah satu faktor tingkat kesehatan hewan ternaknya. Persoalan tersebut selalu diingatkan kepada anggotanya, agar lebih meningkatkan perhatian terhadap kebersihan dan kesehatan ternak. " Kami saling mengingatkan , agar lebih meningkatkan kesehatan ternak maupun kebersihan kandang. Salah satunya dengan penyemprotan cairan disinfektan, untuk membasmi bakteri, kuman atau virus yang menyerang ayam," tuturnya. Selain penyemprotan disinfektan, lanjut Kusnadi, adalah memberikan ransum maupun vitamin serta obat sesuai kebutuhan. Dengan demikian, kondisi unggas tetap sehat, menghasilkan telur yang berkualitas. "Saya ingin melalui paguyuban, bersama peternak menghasilkan telur yang unggul. Keunggulan kualitas telur Ciamis tidak hanya diakui wilayah Jawa Barat akan tetapi juga daerah lain," katanya. Kusnadi menekankan kebersihan kandang ayam, sehingga tidak menebar bau. Kandang yang bersih akan meningkatkan kesehatan ayam. Untuk itu, dia menekankan pada seluruh anak kandang maupun pekerjanya, agar tidak hanya sekadar memelihara ayam, akan tetapi juga menjaga kebersihan kandang dan lingkungannya. "Kami selalu menekankan bagaimanan caranya agar kandang menjadi lebih bersih. Sehingga masuk kandang , seakan-akan masuk ke dalam rumah. Kebersihan kandang, air juga erat kaitannya dengan kesehatan ternak ayam," jelasnya. Lebih lanjut dia mengungkapkan, saat ini produksi telur Ciamis mencapai 45 ton per hari, yang dihasilkan dari sekitar 108 pelaku usaha peternakan ayam petelur Ciamis. Sebagian besar produksi di kirim ke Jakarta. Selain itu juga memenuhi kebutuhan lokal.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat