kievskiy.org

40 KK Mengungsi Akibat Pergerakan Tanah di Panumbangan

CIAMIS,(PR).- Sebanyak 40 kepala keluarga di wilayah Dusun Pamekaran, Desa Payungagung, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, terpaksa mengungsi. Rumah mereka hancur akibat terjadinya pergerakan aktif tanah di tempat tersebut. Hingga saat ini pergerakan tanah masih terus berlangsung, dipicu hujan lebat yang belakangan ini terus mengguyur. Pantauan di lokasi, Senin, 28 Maret 2016, sebanyak 40 KK terdiri dari 115 jiwa sudah mengungsi ke rumah saudaranya yang lebih aman. Tidak hanya kondisi bangunan banyak yang rusak, tanah di sekitar permukiman tersebut juga tampak banyak yang retak memanjang. Selain itu, banyak kolam warga hancur akibat tanahnya terbelah. Hasil pendataan, sebanyak 14 rumah rusak berat, 29 rusak sedang, dan 68 lainnya rusak ringan. Rumah yang hancur di antaranya milik Enceng, Ondi, Enok , Erwin, dan Kuswanto. Kondisi rumah tersebut sudah tidak layak huni, karena nyaris ambruk. Beberapa bagian tembok rumah terbelah. "Pertama diketahui pada hari Jumat, tembok rumah banyak yang retak. Setiap hari tanah terus bergarak, hingga 40 KK terpaksa mengungsi, karena rumahnya rusak berat, nyaris roboh," tutur Kepala Desa Payungagung, Yayan. Dia menengungkapkan, pergerakan tanah tersebut dipicu turunnya hujan lebat yang belakangan ini terus mengguyur wilayah tersebut. Mengantisipasi jatuhnya korban, warga yang rumahnya rusak berat dan terancam, terpaksa mengungsi. Sementara itu Bupati Ciamis Iing Syam Arifin ketika meninjau lokasi bencana, langsung meminta agar warga yang masih tinggal di lokasi rawan tersebut segera mencari lokasi aman. Dalam kesempatan itu juga memberi bantuan kepada warga korban tanah bergerak. "Kami minta warga yang tinggal di tempat rawan segera mengungsi, mencari tempat yang aman. Apalagi jika turun hujan lebat atau hujan kecil dengan durasi lama. Lebih baik menyingkir," tuturnya. Dia berharap pihak Badan Mitigasi Bencana Geologi (BMBG) Jawa Barat melakukan penelitian wilayah tersebut. Desa Payungagung, lanjutnya , masuk dalam peta rawan bencana longsor. Hal itu disebabkan kontur tanah yang berbukit. "Kami minta agar BMBG segera meneliti lokasi tersebut. Dari hasil kajian tersebut, nantinya ada rekomendasi yang harus dilakukan. Apakah masih aman untuk permukiman atau harus ada relokasi ke tempat lebih aman," kata Iing. Lebih lanjut Bupati mengatakan beberapa kecamatan di wilayah Ciamis utara termasuk rawan bencana tanah longsor. Hal itu disebabkan karena kontur tanah di wilayah tersbeut banyak terdapat perbukitan. "Apalagi saat musim penghujan seperti sekarang ini, banyak longsor. Sekali lagi, kami berharap masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan jiwa, harus diutamakan," tururnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat