kievskiy.org

Warga Majalengka Perlu Waspadai Adanya Puting Beliung

MAJALENGKA, (PR).- Masyarakat Majalengka dan sejumlah wilayah lainnya di Wilayah III Cirebon harus mewaspadai masa peralihan dari musim penghujan ke kemarau menjaga kemungkinan adanya angin puting beliung, hujan lebat disertai angin kencang serta kilatan petir yang bersahutan. Menurut keterangan Kepala BMKG Kelas III Jatiwangi Masfuziono, di wilayah Majalengka dan sekitarnya masih terjadi intensitas hujan ringan dan lebat namun waktunya sangat singkat sekitar satu jam atau bahkan kurang. Namun sebelum hujan kemungkinan adanya angin puting beliung dan petir. “Hujan yang terjadi sekarang ini tidak tiap hari namun kadang-kadang saja, hujannya sporadis tapi kadang disertai petir. Ini masa peralihan dari musim penghujan ke kemarau yang diperkirakan kemarau akan terjadi mulai awal Juni ,” ungkap Masfuziono. Karena hujan lebat di sejumlah wilayah mungkin saja bisa terjadi longsor manakala air hujan menimbulkan genangan dan air tidak mengalir ke wilayah hilir, makanya masyarakat harus tetap mewaspadai walapun hujan sebentar karena curah hujan terkadang tinggi hingga mencapai 24 mm. Sedangkan kecepatan angin bisa mencapai 40 km per jam. “Curah hujan dengan 24 mm ini kategori lebat dengan durasi singkat,” kata Masfuziono Puncak kemarau diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus, dengan suhu udara tertinggi diperkirakan mencapai 35 derajat celcius. Sementara itu di wilayah Majalengka sudah dua hari belakangan ini terjadi hujan lebat disertai angin kencang hingga menimbulkan rontoknya dedaunan dari pepohonan besar seperti mangga, daun mahoni dan sejumlah tanaman lainnya. Namun bersyukur tidak sampai terjadi angin puting beliung yang mengakibatkan kerusakan. Menyinggung soal kondisi tanaman padi dihampir semua wilayah yang masih kecil dan masih membutuhkan pengairan yang cukup, Masfujiono mengatakan hujan masih tetap ada dan tanaman kemungkinan tidak akan sampai terjadi kekeringan. Sejumlah areal sawah di wilayah Majalengka kondisi tanaman padinya masih berumur satu bulan hingga 1,5 bulan, sehingga kondisi tanaman tesrebut masih membutuhkan pengairan yang cukup. Sejumlah orang tua seperti disampaikan Husen, Hadtimah dan Fatimah mengatakan hujan lebat yang terjadi beberapa hari terakhir ini menandakan akan berakhirnya musim penghujan. “Kalau zaman dulu disebut mahekeun, atau disebut juga dang-dangrat. Artinya hujan terakhir yang hujannya kerap disertai angin dan gemuruh serta kilatan petir dimana-mana. Makanya petani yang berada di sawah harus hati-hati kemungkinan munculnya petir saat berada di sawah atau di kebun,” ungkap Fatimah. Karena menurut Fatimah dan Husen, kecelakaan akibat tersambar petir yang menimpa petani di sawah atau diperkebunan sering terjadi disaat hujan terakhir. Karena terkadang masyarakat tidak mewaspadai akan hal tersebut.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat