kievskiy.org

Fenomena La Nina Picu Curah Hujan dan Gelombang Tinggi

GARUT, (PR).- Fenomena La Nina pada musim kemarau tahun ini memicu curah hujan tinggi dan gelombang setinggi 4-6 meter. Masyarakat diminta waspada saat berwisata ke pantai selatan yang fasilitas keamanannya masih minim. "Curah hujan akan tinggi saat La Nina nanti dan diprediksi muncul Juli-September ke depan," ujar Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut Tubagus Agus Sofyan, Senin 6 Juni 2016. Tubagus menjelaskan, kemungkinan besar fenomena La Nina akan menggantikan El Nino yang cukup kuat. Dari data statistik selama 50 tahun terakhir, 75 persen El Nino akan diikuti La Nina. Tubagus mengingatkan kondisi tersebut harus diantisipasi karena akan berdampak terhadap periode libur Lebaran. Pada bulan Juli mendatang, BMKG memprediksi kondisi cuaca banyak berawan dan salah satunya bisa menyebabkan berbagai risiko. "Kita harus waspada karena BMKG juga memprediksi tinggi gelombang juga diprediksi mencapai 4-6 meter di barat Sumatra dan selatan Jawa, termasuk sepanjang pantai di Garut," ucapnya. Seperti diketahui, ungkap Tubagus, animo masyarakat untuk berwisata ke pantai selatan sangat tinggi dan ini harus diantisipasi, apalagi sarana keamanannya sangat minim. Untuk itu, pihaknya akan menurunkan sukarelawan untuk memberikan pemahaman kepada warga agar bisa lebih berhati-hati. "Semua harus saling mengingatkan dan mengambil peran masing-masing agar tidak jatuh korban yang bisa menimbulkan kesedihan. Kami dari BPBD tentu akan melakukan upaya-upaya guna menyikapi segala hal yang berkaitan dengan apa yang kita bidangi berikut juga melakukan koordinasi dengan dinas lain dan satuan lain menyikapi semua ini," katanya. Tubagus menambahkan, curah hujan yang mencapai 50 mm/hari menyebabkan curah hujan tinggi saat momen Lebaran. Dengan kondisi tersebut, BPBD harus siap siaga menghadapi segala bentuk ancaman yang bisa terjadi di Garut dengan intensitas hujan seperti itu. Meskipun demikian, Tubagus menyebutkan, dari data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diketahui bahwa puasa tahun ini akan dilewati dengan lebih sejuk. Pasalnya, musim kemarau tahun ini diperkirakan sangat singkat dan dinamika el-Nino di atmosfer juga sudah meluruh. "BMKG mencatat baru 31,6 persen daerah yang sudah mengalami perubahan musim di seluruh Indonesia. Sisanya masih mengalami musim hujan, padahal musim kemarau diprediksi muncul pada akhir Maret-September," tuturnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat