Hari ke-29
-7.804689, 108.281090
TAHUN 2015 saya, wartawan Pikiran Rakyat, Yusuf Wijanarko, melakukan perjalanan solo bertajuk Mapay Jabar. Berbeda dengan perjalanan biasa, perjalanan mengelilingi Jawa Barat saat itu dilakukan murni dengan berburu tumpangan gratis dari masyarakat. Dengan total waktu tempuh 35 hari, berikut ini saya sampaikan kembali kisahnya.
MENCAPAI Pangandaran, dua per tiga perjalanan Mapay Jabar sudah terlalui. Meski sepertiganya lagi belum terselesaikan, sudah dapat saya simpulkan perlengkapan apa saja kiranya yang wajib dibawa jika hendak bepergian mengandalkan tumpangan gratis.
Guna meringankan beban yang harus dipikul, tidak perlu membawa barang-barang yang tidak terlalu diperlukan. Cukuplah membawa kebutuhan hidup minimal.
Dalam hal ini, kebutuhan primer tersebut di antaranya adalah kantong tidur, 5 potong pakaian plus 3 celana, topi, jaket (yang hilang saat di Garut), obat-obatan pribadi, alat tulis, peralatan mandi, senter, lilin, pemantik api, lotion anti nuyamuk, kamera dan tripod, satu set charger ponsel, 2 powerbank, dan surat tugas/surat jalan. Semuanya dimasukkan dalam satu tas besar agar ringkas.
Daftar barang tersebut memang lebih mirip perlengkapan mendaki gunung. Harus diakui, sebenarnya bepergian dalam jangka waktu lama di tengah lingkungan masyarakat bisa dilakukan hanya dengan berbekal uang cukup. Namun, kebutuhan hidup minimal itu dibawa agar bisa membentuk pribadi yang lebih mandiri dan tidak melulu mengandalkan uang.
Kelancaran perjalanan bergantung penuh pada stamina. Untuk menjaga kebugaran, kuncinya adalah tidur berkualitas. Kantung tidur adalah penunjangnya. Meski memakan banyak ruang dalam tas, kantong tidur harus diprioritaskan sebab lokasi tidur tidak pernah pasti.
Bisa di masjid, mapolsek, warung, maupun rumah warga, bahkan di emperan toko atau pos ronda saat darurat. Jika udara panas, kantung tidur bisa dijadikan bantal. Besarnya pengeluaran untuk biaya menginap hotel bisa ditekan.