kievskiy.org

Berkunjung ke Satu-satunya Museum Pegadaian di Indonesia

MUSEUM Pegadaian di alan Pelabuhan II Citamiang, Kota Sukabumi, Jumat, 15 Juli 2016. Museum ini merupakan museum pegadaian pertama dan satu-satunya di Indonesia.*
MUSEUM Pegadaian di alan Pelabuhan II Citamiang, Kota Sukabumi, Jumat, 15 Juli 2016. Museum ini merupakan museum pegadaian pertama dan satu-satunya di Indonesia.*

MUSIM liburan sekolah akan segera berakhir. Tak ada salahnya mengisi hari-hari terakhir liburan dengan mengunjungi museum. Salah satu museum yang patut dikunjungi adalah Museum Pegadaian.

Museum pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memperkenalkan berbagai hal tentang sejarah kepegadaian ini terletak di Jalan Pelabuhan II Citamiang, Kota Sukabumi. Berada di satu lokasi dengan kantor pegadaian Sukabumi.

Koleksi museum yang diresmikan 1 April 2010 oleh Chandra Purnama sebagai Direktur Utama Pegadaian ini sangat beragam. Salah satunya brankas yang digunakan oleh Belanda saat pegadaian pertama kali didirikan tahun 1901. Selain itu terdapat peralatan lain yang usianya sudah sangat tua. Seperti lemari, tempat penyimpanan kain, mesin tik, timbangan, sempoa hingga sepeda ontel. Hampir semua barang-barang di museum ini berusia setengah abad.

Koleksi di museum ini juga berasal dari kantor pegadaian di seluruh Indonesia. “Barang-barang di sini berasal dari seluruh Indonesia, terutama Jawa Barat dan Jawa Tengah,“ ujar Deddy Sudrajat selaku Kepala Pegadaian Sukabumi, Jumat, 15 Juli 2016.

Deddy menuturkan, tujuan museum ini didirikan pada awalnya untuk memperkenalkan sejarah pegadaian kepada para karyawan. Namun, tidak lama setelah itu museum ini dibuka untuk umum agar masyarakat juga tahu bagaimana sejarah dan sistem kerja pegadaian.

Museum ini buka gratis setiap hari mulai dari pukul 10.00-16.00 WIB. Namun karena tidak dikelola khusus, museum ini jarang diminati pengunjung. Koleksi museum juga terlihat kurang terawat dan banyak yang berdebu. “Pengunjung yang ke sini jarang, tapi ada. Ya, anak sekolah biasanya karena disuruh gurunya untuk ke sini. Dan mereka banyak yang mengeluhkan kondisi museum yang seperti ini,” ujar Deddy.

Sayanganya, museum ini tidak memiliki lahan parkir yang cukup dan akses masuk untuk mobil besar seperti bus yang umumnya digunakan oleh rombongan wisatawan. "Kurangnya pengunjung juga ya karena kalau bus kan susah masuknya,” kata Deddy. Namun demikian, Deddy mengatakan, akan ada perbaikan museum ini. “Kita sebenernya ada rencana untuk merombak museum ini, namun bukan bangunannya. Karena bangunannya udah masuk ke cagar budaya pemkot, paling kita merubah yang lain seperti penyediaan lahan parkir dan sebagaianya,” tuturnya.

Deddy menambahkan, kini museum berdampingan dengan kantor pegadaian yang pertama didirikan Belanda, ke depannya semua bangunan yang ada di sana akan diperuntukan untuk museum. Dan kantor pegadaian akan dipindahkan tidak jauh dari museum. (Siti Nurasiah)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat