kievskiy.org

Ribuan Orang Coba Peruntungan di Kota Besar

HAMPIR seribu orang memutuskan untuk ‘meninggalkan’ Kabupaten Cirebon untuk berbagai alasan selepas Lebaran. Musim mudik tak hanya bercerita mengenai pulang kampung, tapi sekaligus menjadi arus perpindahan warga menuju kota lain. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Cirebon, terjadi kepindahan sebanyak 951 orang pada bulan Juni. Jumlah tersebut pun ditambah dengan kepindahan yang terjadi pada Juli sebanyak 123 orang. Sementara itu, tercatat sebanyak 902 orang yang datang pada bulan Juni lalu. Hingga sejauh ini pada bulan Juli, kedatangan tidak terjadi secara signifikan karena baru terdapat 86 orang pendatang yang terlaporkan. ”Pesatnya pembangunan di Cirebon tidak semerta-merta menjadi daya tarik bagi semua orang. Masih banyak yang memutuskan untuk pindah,” kata Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk, Suyatno, Minggu 17 Juli 2016. Diakuinya, keberadaan Tol Cipali memberikan banyak dampak terhadap berbagai sektor. Apalagi, jalur pulang pergi Jakarta – Bandung itu dianggap semakin memberikan kemudahan akses perjalanan yang berimbas pada industri-industri di sekitarnya. Jumlah kunjungan baik untuk bisnis dan wisata cenderung terbantu dengan keberadaan tol tersebut. Selain menjadi perlintasan, Cirebon pun menjadi destinasi sejumlah wisata yang banyak diburu belakangan ini. ”Meskipun ada efek, tapi tidak semua sektor mendapatkannya. Maka dari itu, banyak orang yang memilih untuk bekerja di luar Cirebon,” jelasnya. Jumlah penduduk Kabupaten Cirebon berdasarkan data ialah 2.440.868 jiwa. Setiap tahunnya, terjadi kepindahan dan kedatangan, terutama dalam perayaan besar seperti hari raya maupun pergantian tahun. Kota-kota besar, seperti wilayah Jabodetabek dan Kota Bandung seringkali menjadi destinasi para pemburu kerja asal Kabupaten Cirebon. Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, pada musim mudik lalu, banyak didapatkan pemudik yang juga untuk menetap di kampung halaman kerabat mereka di wilayah Jabodetabek dan Bandung. Hadi (30) bersama keluarganya berencana untuk menuju ke Kota Bandung selepas bersilaturahmi dengan keluarganya di Indramayu. Bandung dipilih karena dinilai cukup strategis dan menjanjikan bagi para pencari kerja. Ia menilai, kemajuan Kota Bandung dapat memberikan peluang untuknya bekerja. Ayah seorang putri itu pun mengaku, bekerja di sektor informal sudah menjadi rencana jangka pendeknya selepas datang ke Bandung. ”Saya mau berwirausaha saja, rencananya sektor kuliner bisa jadi mata pencaharian saya di sana. Perlu sedikit nekat supaya saya bisa lebih berkembang,” akunya ketika dijumpai pada musim mudik kemarin. Berbekal barang bawaan yang banyak di kendaraan roda duanya, ia dan istrinya berusaha merealisasikan keinginan untuk tinggal di kota besar. Namun, Hadi tidak nekat untuk pindah begitu saja, saudaranya yang sudah lebih dahulu merantau ke Bandung berhasil meyakinkannya untuk memulai hidup di Kota Kembang. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh lepas itu mengaku, investasi dan sejumlah industri yang terdapat di Cirebon tidak begitu menjanjikan. Hal itu dikarenakan, tidak semua sektor yang dikembangkan benar-benar menyerap tenaga kerja sesuai dengan janji yang ditawarkan oleh pemerintah. ”Banyak proses yang harus dilakukan supaya bisa mendapat kesempatan kerja. Saya hanya lulusan SMP, agak sulit untuk bekerja di (tempat) orang,” jelasnya. Sambil berbincang santai di sebuah rest area, Hadi memaparkan jika niat untuk berpindah menuju kota lain tidak hanya terpikirkan olehnya. Perbincangan mengenai urbanisasi sudah menjadi hal yang lumrah di lingkungan tempat tinggal dan bekerjanya. Selain lapangan kerja yang juga tidak memadai, ia menilai banyaknya lulusan sekolah menengah maupun universitas menambah sengit persaingan untuk mendapatkan pekerjaan, terutama di sektor formal. Oleh karena itu, ia pun berupaya untuk mendapatkan pekerjaan dengan memanfaatkan sektor informal di wilayah baru. Informasi yang diperoleh, setiap tahunnya rata-rata pencari kerja di Kabupaten Cirebon mencapai 25 ribu orang. Hal itu pun bahkan diakui dinas setempat sebagai penunjang faktor kesenjangan, antara lapangan kerja dengan perkembangan angkatan kerja. Ditambah lagi, Kabupaten Cirebon pun kini menghadapi bonus demografi, di mana pencari kerja usia muda tengah mendominasi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat