kievskiy.org

Bronjong Leuwinangka Jebol Lagi

SEORANG warga tengah mengamati bronjong tanggul darurat yang jebol di Bendung Leuwinangka Kec/Kabupaten Subang, Senin, 29 Agustus 2016. Bronjong tersebut jebol, Minggu pagi mengakibatkan pasokan air ke irigasi yang mengairi ribuan hektar sawah menjadi terhenti.*
SEORANG warga tengah mengamati bronjong tanggul darurat yang jebol di Bendung Leuwinangka Kec/Kabupaten Subang, Senin, 29 Agustus 2016. Bronjong tersebut jebol, Minggu pagi mengakibatkan pasokan air ke irigasi yang mengairi ribuan hektar sawah menjadi terhenti.*

SUBANG, (PR).- Bronjong tanggul sementara di bendung Leuwinangka Kelurahan Dangdeur Kecamatan/Kabupaten Subang jebol lagi. Akibatnya pasokan air melalui jaringan irigasi yang diperuntukan mengairi ribuan hektar areal sawah di tiga kecamatan menjadi terhenti. Dari informasi dan pantauan, Senin, 29 Agustus 2016, bagian bronjong yang jebol lokasinya di dekat pintu pengatur air menuju saluran irigasi. Bronjong tersebut jebol, Minggu, 28 Agustus 2016, pagi bersamaan melonjaknya debit air akibat tingginya curah hujan sejak, Sabtu malam hingga Minggu. Jebolnya bronjong, tanggul darurat di bendung Leuwi Nangka tersebut sudah terjadi berulangkali. Tahun ini sudah dua kali jebol, sebelumnya terjadi di bulan Maret lalu. Namun bagian bronjong yang jebol beda lokasi, ketika itu posisinya berada di tengah-tengah. Air dari bendung Leuwinangka itu diperuntukan bagi memenuhi kebutahan air areal sawah lebih dari empat ribu hektar, tersebar di tiga Kecamatan. Akibat jebol pasokan air ke areal sawah di Kecamatan Subang, Pagaden dan Pagaden Barat menjadi terhenti. Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Asep Haryana saat dihubungi membenarkan pihaknya mendapat informasi bronjong tanggul Leuwi Nangka jebol lagi. Kondisi itu akan berpengaruh terhadap pengairan ribuan hektar sawah di tiga kecamatan. "Sedikit banyak pasti ada pengaruh, apalagi kalau suplai airnya terhenti total. Cuma pengaruhnya seperti apa kami belum mendapat informasi lebih lanjut," katanya. Dikatakannya, pengaruh ke tanaman tergantung usianya. Namun dari informasi umumnya usia tanaman musim tanam gadu relatif tak membutuhkan pasokan air terlalu banyak. Malahan banyak di antaranya sudah panen. "Kalau buat tanam gadu, fokusnya menyelamatkan tanaman yang belum panen, bagaimana caranya bisa sampai panen. Untungnya sekarang walaupun kemarau, curah hujan masih tinggi sehingga cukup membantu," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat