kievskiy.org

Banjir Bandang Menerjang, Anak-anak Down Syndrome Histeris Ketakutan

ANAK-ANAK down syndrome SLB AC Yayasan Karya Bakti di penampungan korban banjir di Korem 062 Tarumanegara, garut, Kamis, 22 September 2016.*
ANAK-ANAK down syndrome SLB AC Yayasan Karya Bakti di penampungan korban banjir di Korem 062 Tarumanegara, garut, Kamis, 22 September 2016.*

GARUT, (PR).- Banjir bandang berarus kencang yang tiba-tiba datang membuat anak-anak down syndrome di SLB AC Yayasan Karya Bakti panik. Saat kejadian mengerikan itu terjadi, Selasa, 20 September 2016, mereka berteriak-teriak histeris melihat air masuk gedung yayasan. Pengasuh Yayasan SLB AC Karya Bakti, Noyan bercerita, saat banjir datang pukul 22.00 WIB, ia sedang bersama tujuh anak down syndrom dan tuna netra di yayasan. Noyan tak menyangka arus banjir dengan cepat menerjang dalam gedung yayasan. Volume air pun cepat meninggi. "Kaget saya, panik, ini air dari mana? Tidak biasanya begini. Biasanya kalau hujan, air gak masuk ke dalam yayasan," kata ia di penampungan korban banjir di Korem 062 Tarumanegara, Garut. Noyan pun langsung melihat anak-anak asuhnya di kamar mereka. Pada mulanya, anak-anak down syndrome itu terbengong-bengong melihat air masuk. Namun, tak lama kemudian, mereka menjerit-jerit ketakutan. "Mamah... mamah... air tinggi," ujar Noyan menirukan teriakan anak-anak yang panik. Dibantu suaminya, Noyan kemudian menggendong anak-anak keluar gedung yayasan. Saat itu, banjir sudah mencapai satu meter. "Saya berpegangan pada kayu yang ada. Jalan sedikit-sedikit ke jalan raya yang jaraknya 100 meter. Pas sampai jalan, langsung 'bruk' gedung yayasan ambruk," ucap ia. Tak ada barang-barang seperti baju yang sempat diselamatkan Noyan dan suaminya. Malam saat kejadian banjir, Noyan dan tujuh anak-anak tidur di kantor polisi dengan kondisi kedinginan karena tak ada baju salin. Siang hari, mereka baru mengungsi ke Korem 062 Tarumanegara. Noyan mengatakan, sejak berada di Korem 062 Tarumanegara, anak-anak sudah tak lagi merasa ketakutan. Mereka saat ini, membutuhkan perlatan mandi yang belum tersedia di tempat pengungsian. Harapan agar bisa kembali beraktivitas di yayasan terbersit di hati Noyan. Ia sangat berharap ada pihak yang membantu pembangunan kembali gedung yayasan serta peralatan belajar mengajar anak-anak down syndrome.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat