CIAMIS,(PR).- Harga ayam pedaging jantan, anjlok hingga mencapai titik terendah sejak hari raya Idul Adha. Sejak dua hari terakhir, harga komoditas ternak tersebut hanya Rp 24.000 per kg di kandang, lebih rendah dibandingka harga kesetimbangan atau break event point (BEP) sebesar Rp 25.000 per kg.
Turunnya harga daging ayam pejantan itu disebabkan karena menurunnya permintaan masyarakat akan hasil peternakan tersebut. Di lain pihak, produksi ayam jantan tidak berubah atau tetap, sebanyak 800.000 ekor per minggu di wilayah Priangan timur.
"Sekarang ini peternak ayam pejantan, ibaratnya sedang kena musibah. harga jauh di bawah BEP. Pasca Idul Adha, sampai saat ini permintaan ayam jantan berkuruang," ungkap Koordinator Perhimpunan Perunggasan Priangan Timur , Komar Hermawan, Jumat 30 September 2016.
Dia mengatakan apabila peternak mencari untung, maka harganya harus di atas Rp 25.000 per kg, karena BEPnya Rp 24.000 per kg. Sesuai siklus bisnis ternak ayam pejantan, lanjutnya, saat ini merupakan masa turunnya harga komoditi peternakan tersebut.
"Sesuai prediksi, bulan Oktober - November , harga ayam pejantan turun. Kondisi itu bakal diikuti dengan berkurangnya produksi atau peternak tidak memasukkan ayam jantan ke kandang hingga 30 persen," ujarnya.
Komar menambahkan saat ini harga day old chicken relatif stabil, yakni Rp 2.500 per ekor. Produksi ayam pejantan di wilayah Priangan timur mencapai 800.000 ekor per minggu. Sebagian besar yakni 40 persen ayam pedaging jantan dipasok oleh peternak tatar Galuh Ciamis. Sedangkan lainnya dari Tasikmalaya dan Garut.
"Sebanyak 90 persen hasil ternak ayam pejantan tersebut dikirim ke Jakarta, Bandung dan sekitarnya. Sebelumnya, pasar tersebut dimiliki peternak dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Komar.
Komar yang fokus menangani bisnis ayam pejantan tersebut mengungkapkan, booming peternakan ayam pejantan berlangsung pada tahun 1980an. Pada saat itu, pangsa pasar di wilayah Jawa barat dengan DKI Jakarta dikuasai peternak Jawa tengah dan Jawa Timur.
Sebelumnya , Martin seorang peternak ayam pejantan di Purwaharja, Kota Banjar menyatakan turunnya harga ayam pejantan disebabkan karena anjloknya permintaan. Kondisi tersebut tidak terkait dengan naik atau turunnya harga BBM. Yang terjadi saat ini, diperkirakan masih berkenaan dengan banyakanya daging pasca Idul Adha lalu.