kievskiy.org

Pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi Masih Yakin Uang Setorannya akan Cair

MAJALENGKA, (PR).- Santri Dimas Kanjeng Taat Pribadi asal Tegal, AS (40) yang kini tinggal di Kabupaten Majalengka masih meyakini jika mahar yang pernah diserahkannya kepada Dimas Kanjeng, suatu saat akan bisa dicairkan. Tidak begitu jelas apa yang meyakinkannya kalau uang mahar yang telah diserahkannya sebesar Rp 6.000.000 dalam dua tahap akan berlipat hingga Rp 50 milyar sesuai janji Dimas Kanjeng Taat Pribadi. ”Sekitar 70 persen, saya masih meyakini uang mahar akan cair pada saatnya,” kata AS di Kelurahan Majalengka Kulon, Majalengka, Rabu 12 Oktober 2016. Dia menjadi santri Dimas Kanjeng Taat Pribadi pada 2014 karena diajak oleh seseorang bernama Ubed, asal Cirebon, yang sudah terlebih dahulu masuk dan menjelaskan kalau Dimas Kanjeng Taat Pribadi mampu mendatangkan berbagai mata uang hingga jumlah tak terhingga serta beragam perhiasan emas dan berlian. Setelah tiga kali mendapat penjelasan, akhirnya AS bersedia datang ke padepokan dengan menyerahkan uang mahar sebesar Rp 3.500.000 sesuai kelas santri. Menurutnya, besaran mahar diberikan sesuai kelas santri, ada santri terendah, santri kabupaten dengan mahar Rp 3.500.000 serta santri provinsi dengan mahar Rp 7.500.000 yang nantinya akan berlipat ganda hingga menjadi Rp 1 miliar. Sayangnya, ia salah menyerahkan mahar yang pertamakarena tidak langsung diberikan kepada sekretaris padepokan tetapi kepada oknum. Tidak ada santri yang diberikan penjelasan secara pasti berapa lama uang mahar akan berlipat ganda dan bisa dicairkan. Hanya saja, menurut AS, uang mahar miliknya bersama ribuan santri lain sedianya akan cair sehari sebelum Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap. Maka dari itu, AS sangat menyesalkan terjadinya penangapan tersebut. ”Saya pernah melihat langsung kejadian tersebut dengan jarak sekitar 2,5 meter di hadapan saya, dia mampu membuat uang dolar. Sedianya semua santri akan dibagi dolar sekaligus pencairan namun saat itu semua santri langsung berjubel hingga akhirnya pembagian dolar berhenti. Saya mendapat selembar dolar senilai 100 dolas,” kata AS. Dia yang pada saat penangkapan Dimas Kanjeng Taat Pribadi berada di pademokan selama seminggu menunggu pencairan, tetap menolak jika Dimas Kanjeng Taat Pribadi disebut sebagai penyebar ajaran sesat. Kata AS, selam ini yang dilakukan dipadepokan adalah bersalawat, tawasul, wirid, membaca surat Yasin, serta istigasah. AS juga sempat menjadi pemimpin doa saat rombongan satri melaksanakan ziarah ke sejumlah tempat seperti makam Sunan Bonang. ”Sehari sebelum penangkapan, dia (Dimas Kanjeng) sudah mengetahuinya namun dia sempat mengatakan apapun risikonya, uang akan cair,” tutur AS. Menurut AS, pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Kabupaten Majalengka sangat banyak tetapi belum bersedia menyatakan diri secara terang-terangan termasuk dia. Alasannya, situasinya belum memungkinkan karena sudah terbentuk opini sebagai pengikut ajaran sesat. ”Saya menilai, sosok Dimas Kanjeng Taat Pribadi sebagai sosok fenomenal yang langka dan butuh renungan serta harus didiskusikan banyak pihak,” kata AS.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat